Salut, Siswi Ini Rela Jualan Kangkung untuk Bantu Sembuhkan Ibunya yang Sakit

Nagekeo, Humanioradibaca 1,613 kali

Mbay, RNC – Demi kesembuhan sang ibu, Maria Pankrasia Baji, siswi Kelas X SMA Baleriwu Danga membantu kedua orang tuanya dengan berjualan sayur kangkung.

Asni, sapaan akrab gadis 15 tahun ini beralamat di Penginanga, Kampung Olalape, RT 07, Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Kedua orang tua Asni, sang ayah Serilus Eka berprofesi sebagai PNS di salah satu SMK dan sang ibu Eubmia Padha Ria adalah seorang guru SMP.

Asni mengaku sudah 1 tahun berjualan kangkung membantu kedua orang tuanya. Apalagi sejak masa pandemi Covid-19 kehidupan makin sulit. “Sejak pandemi Covid-19 saya sudah 1 tahun jualan kangkung. Saya jualan kangkung ini bukan karena ikut-ikutan orang. Tapi saya niat mau bantu mama dan bapak. Mama juga sakit-sakit kena gula darah sudah 6 tahun,” ujarnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Asni bercerita ia tidak merasa minder dan malu untuk berjualan kangkung. “Awalnya saya juga malu-malu berjualan. Kadang saya dipanggil pedagang kangkung. Tapi saya cuek dan saya fokus berjualan. Cibiran dari orang-orang menjadikan saya termotivasi untuk bekerja keras,” ujarnya.
Dalam sehari Asni kadang menghabiskan 100 ikat kangkung dengan harga per ikat kangkung Rp 5.000 rupiah. Penghasilan yang didapat bisa mencapai Rp 500 ribu. Namun usahanya mencari penghasilan tambahan bukan tanpa kendala. Terkadang sayurnya tidak laku sama sekali lalu membusuk.

“Kadang tidak laku. Itu sisanya bisa sampai 20 ikat. Karena kami ada banyak yang jualan kangkung di sini. Dan sisanya saya biasa bawa pulang untuk kasih makan babi,” cerita Asni.

BACA JUGA: Kristina Grimonia Dobe, Bayi yang Lahir tanpa Anus di Nagekeo Butuh Uluran Tangan

Sosok yang bercita-cita menjadi bidan ini selain berjualan kangkung, ia menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas sekolah di tempat dagangannya itu. “Kalau belum ada yang beli kangkung untuk isi kekosongan, saya biasa bikin tugas dari guru,” kata Asni.

Hasil jualan tersebut selalu diberikan kepada ayahnya untuk biaya sekolahnya. Selain itu, sisanya untuk biaya pengobatan ibu. “Saya berharap agar mama saya sembuh. Saya dan kakak saya biasa doa bersama untuk kesembuhan mama. Biar mama bisa sembuh dan kembali ke sekolah untuk mengajar,” ungkapnya.

Asni tak lupa memberikan motivasi untuk teman-temannya yang orangtuanya kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini. “Selagi masih kuat, kita harus kembangkan potensi kita. Harus berani mengambil langkah positif untuk maju. Ambil kesempatan itu, jika ada kesempatan itu untuk bisa memperbaiki diri kita,” ujarnya penuh semangat.

Untuk diketahui, ibu Asni, Eubmia Padha Ria (52) saat ditemui RakyatNTT.com mengatakan sebagai orangtua dirinya berharap anak-anaknya harus bisa mandiri dan tidak gengsi untuk melakukan hal baik.

“Dengan keadaan saya sekarang ini, sebagai orang tua saya wajib memotivasi mereka untuk berani berbuat sesuatu yang baik. Anak saya Asni dia mentalnya berani dan kuat dalam bertindak,” kata Eubmia.

Selain itu, sang ibu juga meminta dukungan doa untuk kesembuhannya itu. “Benar, saya sudah 6 tahun sakit. Ada perasaan putus asa. Tapi rencana Tuhan saya tidak tau. Saya tetap berdoa dan bersyukur kuasa Tuhan tiada duanya,” katanya lagi. (rnc15)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *