Kupang, RNC – Upaya pemekaran Toraja Barat (Tobar) menjadi sebuah kabupaten, terpisah dari kabupaten induk Tana Toraja, terus mendapat dukungan dan apresiasi dari warga Toraja Barat di perantauan. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Kota Kupang, warga Tobar mendukung sepenuhnya upaya tersebut. Mereka berharap banyak pada panitia atau tim pemekaran yang telah dibentuk, supaya menggolkan wacana itu.
Adalah Paulus Rante Ta’dung, SH, yang mengaku berasal dari Kelurahan Padangiring, Kecamatan Rantetayo. Kepada RakyatNTT.com, Minggu (7/8/2022), Ketua Kerukunan Keluarga Toraja (KKT) Kupang dan sekitarnya itu mengatakan, dirinya sangat setuju dan mendukung sepenuhnya pemekaran Toraja Barat sebagai Daerah Otonomi Baru atau DOB.
Mantan Kepala Dinas Koperasi Provinsi NTT itu menandaskan, pemekaran yang diupayakan sudah tepat demi mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lainnya. “Dan yang tidak kalah pentingnya adalah, untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengembangkan potensi Toraja Barat agar lebih optimal,” kata Paulus Rante Ta’dung.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Arisan Toraja Barat Kupang, Daud Pulo Mangesa, ST, MT. Dikonfirmasi terpisah, dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itu menyebutkan, sebagai orang Toraja yang lahir dan dibesarkan di Toraja Barat, dia sangat setuju jika Toraja Barat dimekarkan dari Tana Toraja, untuk menjadi daerah otonomi baru (DOB).
Dikatakannya, dengan pemekaran itu, maka pelayanan lebih dekat ke masyarakat Toraja Barat yang sekarang sudah 11 kecamatan. “Itu lebih banyak jumlah kecamatannya, dibanding yang di luar wilayah Toraja Barat, dimana hanya delapan kecamatan,” kata Pong Tini, sapaan karibnya.
Putra Malimbong Balepe itu menambahkan, potensi yang dimiliki Toraja Barat, baik dari sisi sumber daya alam (SDA) seperti perkebunan, pertanian, wisata alam dan lainnya, serta ditopang kesiapan sumber daya manusia (SDM) Toraja Barat, maka upaya pemekaran itu sangat mendesak untuk diwujudkan.
Dampak positif lain dari pemekaran Toraja Barat, tambah Pong Tini, yakni dari sisi keterjangkauan pembangunan di daerah – daerah terpencil, bisa dilakukan. Begitu pun dengan penyerapan tenaga kerja yang pastinya akan dibutuhkan seiring proses pembangunan yang dikerjakan nantinya. “Karena itu, saya sangat setuju. Dan, selaku ketua masyarakat Toraja Barat di Kupang, Provinsi NTT, dalam setiap Arisan Tobar, saya selaku menyampaikan tentang rencana pemekaran DOB Toraja Barat. Saya getol menyuarakan pemekaran, karena dukungan yang telah dan terus digaungkan sejumlah fraksi di DPRD Tana Toraja, bahkan di DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, seperti digaungkan Pak JRM (John Rende Mangontan) dan anggota dewan lainnya,” sebut Pong Tini mantap.
Kendati demikian, ada beberapa harapan yang dia titipkan di “saku” panitia pemekaran yang telah terbentuk tanggal 18 Juli 2022 lalu. Diantarnya; segera merevisi proposal yang sudah dibuat panitia lama, dan melengkapi pengurus dengan mempertimbangkan profesionalisme, potensi dan keterwakilan. Di samping itu, lakukan konsolidasi internal Toraja Barat dan eksternal dengan para perantau.
“Ada beberapa catatan penting yang mesti dikerjakan panitia pemekaran, selain yang sudah disebutkan tadi. Misalnya, melakukan konsultasi untuk mendapat persetujuan formal dari pemerintah dan DPRD Tana Toraja. Berikutnya, melakukan konsultasi untuk mendapat persetujuan formal dari pemerintah dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, lalu lanjut ke Depdagri dan Otda,” ujar Daud Pulo Mangesa, seraya tak menampik jika ada persoalan lain yang dihadapi panitia. “Strategi penggalangan dana, dan ini yang lagi dikomunikasikan di tingkat eksternal,” pungkasnya.
Hal yang tak kalah sengitnya juga dipaparkan sesepuh warga Toraja yang ada di Kupang. Dia adalah Y. Lintin Kambuno. Kepada media ini dia menyampaikan, semangat pemekaran Toraja Barat hendaknya sama seperti ketika usaha pemekaran Toraja Utara dulu. Menurutnya ini sangat penting, supaya lebih banyak yang memikirkan dan melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Toraja. “Kebersamaan dalam menata Toraja sebagai daerah tujuan wisata, tetap harus dijaga. Kita harus mencontoh Bali yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata, bukan kabupatennya. Selamat berjuang!” ujarnya mensupport. (robert kadang)