Ahok Kenang Pilgub DKI, Ulas Cerita Lama soal PDIP, Megawati dan Jokowi

Nusantara, Politikdibaca 170 kali

Jakarta, RNC – Ahok menjadi bintang spesial di perayaan Imlek yang digelar PDIP. Pria bernama asli Basuki Tjahaja Purnama ini membagikan cerita lamanya soal jalinan hubungan dengan partai berlambang banteng itu.

Ahok didapuk menjadi narasumber dalam acara perayaan Hari Raya Imlek 2572 Kongzili bertema ‘Imlekan Bareng Banteng’. Dalam acara itu, Agustina H alias Tina Toon yang menjadi host.

Tina Toon bertanya kepada Ahok soal kabar bahwa dia pernah ditawari menjadi ketua umum salah satu partai sebelum bergabung dengan PDIP. Mendapat pertanyaan itu, Ahok bercerita soal alasannya memilih bergabung dengan PDIP.

BACA JUGA: Raffi Ahmad dan Agnez Mo Dilirik PKB untuk Pilgub DKI Jakarta

“Pak Ahok ini kan di berita, banyak sekali berita-berita tentang Pak Ahok itu ditawari sama partai dan juga ada partai yang menunjuk Pak Ahok sebagai ketua umum, tapi mengapa gabungnya ke PDI Perjuangan Pak?” tanya Tina, Jumat (12/2/2021) dilansir dari detikcom.

Ahok tertawa mendengar pertanyaan Tina. Dia tak lekas menjawab dan kemudian bertanya soal asal-usul kabar tersebut. “Kamu dengar dari mana Tina? Ha-ha-ha…,” ujar Ahok.

Ahok lalu mengungkap alasan bergabung ke PDIP. Dia memuju sosok Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Kita bisa melihat PDI Perjuangan di bawah ibu Megawati sebagai Ketum, ini membuktikan PDI Perjuangan adalah rumah besar kaum nasionalis dan juga memperjuangkan kepentingan semua anak bangsa tanpa membedakan SARA,” kata Ahok.

Ahok mengatakan dirinya tak asal bicara. Dia mengaku telah merasakan bagaimana kepemimpinan Megawati. Dia mengatakan Megawati orang yang tegas dalam mengambil keputusan politik.

“Saya sendiri bukan cuma ngomong, mengalami kan. Mungkin banyak orang takut mencalonkan saya karena dianggap minoritas atau apa, tapi bagi Ibu Ketum tidak. Dia harus menilai orang berdasarkan meritokrasi bisa kerja atau tidak,” ujar Ahok.

Ahok mengatakan dirinya memiliki tujuan yang sama dengan PDIP. Ahok lalu berbicara soal kesetiaan atau loyalitas. “Nah, orang tanya lagi saya, kenapa nggak mau pilih (jadi ketum parpol lain)? Saya juga mengutip suatu pepatah kuno yang mungkin ditulis Sulaiman ya, seorang sahabat itu melebihi saudara itu akan setia, loyal. Nah kita ini lebih dari saudara memperjuangkan ideologi Pancasila. Kalau kita mau jadi saudara, mau menjaga ideologi Pancasila, saya tidak mungkin menjadi orang yang tidak setia. Kita berjuang sama-sama di partai PDI Perjuangan ini. Itu yang saya putuskan,” tutur Ahok.

Menurut Ahok, bergabung dengan PDIP bukan sekadar soal jabatan. Dia menilai PDIP memiliki tujuan membuka jalan untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia. “Tujuan kita adalah bagaimana ketika Bung Karno memproklamirkan NKRI, kita harus mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jabatan nggak penting, buat apa jadi ketua kalau tidak bisa memperjuangkan dan mewujudkan ini semua. Itu yang saya pilih, yang saya putuskan,” ucapnya.

Ahok Bicara Jokowi dan DKI

Dalam kesempatan itu, Ahok juga mengenang saat dirinya ditunjuk menjadi pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilgub DKI 2012. Ahok bercerita saat itu ada sejumlah pihak yang tak menginginkan dirinya mendampingi Jokowi sebagai calon Wagub DKI Jakarta.

“Saya tidak tahu persis tapi saya hanya dengar ketika itu banyak orang usulkan pendamping Pak Jokowi bukan saya sebetulnya. Karena kalau saya akan menurunkan nilai dari seorang Pak Jokowi,” kata Ahok.

Ahok bercerita banyak faktor yang mempengaruhi ketidaksetujuan sejumlah pihak, salah satunya berkaitan dengan kepercayaan yang dianutnya. Namun, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu tetap memilih Ahok mendampingi Jokowi.

“Karena saya keturunan Tionghoa, agama saya juga bukan yang mayoritas. Tapi Ibu Mega memutuskan untuk tidak, Ibu Mega ingin cari orang yang bisa kerja. Sama halnya ketika saya mencalonkan kembali banyak sekali orang minta saya mundur supaya saya tidak mengganggu keharmonisan tanda kutip gitu ya,” ungkapnya.

Hal yang sama, sebut Ahok, juga terjadi ketika dirinya kembali maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017 silam. Saat itu, Megawati kembali memilih Ahok karena dianggap pandai bekerja.

BACA JUGA: Rayakan Imlek, PDIP Sebut Keberagaman Kekuatan Terbesar Bangsa Indonesia

“Tapi Ibu Mega mengatakan saya memilih Ahok untuk maju karena dia memang bisa kerja, terbukti. Dan saya kira ini bukti konkret Ibu seorang negarawan dan PDI Perjuangan adalah tempat kita bisa bernaung untuk berjuang bersama mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

Ahok kemudian bicara soal dirinya yang dilabeli ‘legenda”. Ahok justru bicara keinginannya memiliki nama baik bersama PDI Perjuangan. Dia mengatakan ingin memperjuangkan Pancasila dengan tujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Saya kira saya nggak tahu istilah legenda cocok atau nggak cocok ya. Itu kalau ada pepatah Tiongkok kuno mengatakan sebelum bunyi tempat paku di atas peti mati kita, kita nggak bisa mengklaim kita apa. Makanya yang saya rindukan dan saya harapkan dalam hidup saya, saya tetap mempunyai nama yang baik sebagai pejuang nasionalis di partai seperti PDIP, seperti sediakala dan sekarang pun saya berharap nama itu ada. Bukan soal legenda bukan legend dan itulah harapan kita,” tegasnya. (*/dtc/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *