Kupang, RNC – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan kritikan pedas soal penetapan NTT sebagai daerah termiskin di Indonesia. Orang nomor 1 NTT ini menilai pemerintah pusat harus bisa meningkatkan taraf hidup rakyat NTT dengan cara memberdayakan masyarakat.
Hal ini disampaikan gubernur saat menyampaikan sambutan dalam acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Coop TLM di La Cave Pantai Lasiana Kupang, Jumat (2/6/2023) sore. Gubernur VBL mengapresiasi seluruh anggota koperasi TLM yang telah menggerakkan sektor ekonomi pada bidang perkoperasian.
VBL mengatakan warga di NTT sudah merasa terbiasa dengan miskin, bahkan warga NTT merasa bahagia walaupun hidup dalam kemiskinan. Namun, ia bangga dengan ratusan ribu anggota koperasi TLM yang sadar bahwa mereka sedang miskin dan ingin menggapai perubahan di dalam hidup.
VBL menyebut koperasi adalah badan usaha gotong royong yang menghimpun orang-orang untuk bisa berjuang dan berdaya untuk memajukan hidup. Hal ini terbukti dengan rasio NPL Coop TLM di Tahun 2022 yang menoreh presentasi 0,39%. Layanan kredit pun hampir tak ada kemacetan.
Dari prestasi tersebut, ia berharap adanya suatu kebijakan politik dari Pemerintah Pusat yang seyogianya bisa memberdayakan masyarakat melalui koperasi, sehingga tidak hanya memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. “Koperasi itu adalah badan yang mana orang miskinnya sadar untuk berubah. Jadi ke depan itu bantuan-bantuan pemerintah tidak boleh untuk personal. Yang hari ini namnya bantuan langsung tunai ke rumah tangga itu artinya itu buang garam ke laut. Itu tidak ada hasil apapun,” ucapnya.
VBL juga menjelaskan, saat ini ada sejumlah program politik yang melibatkan para calon legislatif untuk menyerahkan bantuan-bantuan berupa uang dari negara. Namun, ia menilai hal itu bukanlah solusi, sebab tak akan menaikkan taraf hidup masyarakat di NTT.
Di hadapan Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UMK RI, Ahmad Zabadi, VBL menyebut bahwa yang diperlukan NTT saat ini adalah suatu kebijakan pemerintah yang bisa melibatkan masyarakat miskin untuk terlibat dalam mengadakan suatu produk asli yang kemudian digunakan pemerintah untuk menyukseskan program-programnya seperti penanganan stunting.
Khusus di NTT sangat banyak potensi, salah satu yang sedang diupayakannya yaitu produk kelor bisa digunakan sebagai makanan tambahan pada program penanganan stunting. Jika hal tersebut dapat terlaksana di tahun 2024 nanti, maka diperlukan koperasi untuk mewadahi sejumlah UMKM guna memproduksi kelor. “Ini hanya butuh political will dari pemerintah pusat untuk NTT ikut berperan, bukan bantuan uangnya tetapi kebijakannya. Dia butuh kebijakan seperti itu untuk memberikan energi baru,” jelasnya.
Tak hanya itu, salah satu yang harus dilihat oleh pemerintah pusat yakni, koperasi seperti Coop TLM yang punya potensi yang bagus. Sehingga sudah seharusnya pemerintah melihat koperasi sebagai salah satu badan yang bisa membuat gebrakan pemberdayaan dalam membangun taraf hidup masyarakat. “Pemberdayaan pada koperasi membuat seseorang yang miskin itu sadar diri agar dia tidak boleh hidup dengan standar hidup seperti itu,” pungkasnya. (rnc04)
Reporter: Rocky
Editor: Semy Rudyard H. Balukh
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com