Kupang, RNC – Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Iman Budiman, SE, memimpin Serah Terima Jabatan (sertijab) Kepala Staf Korem (Kasrem) 161/Wira Sakti, Sabtu (8/10/2022). Kolonel Cpl. Simon Petrus Kamlasi yang adalah putra asli Timor Tengah Selatan (TTS), resmi menjabat sebagai Kasrem 161/Wira Sakti Kupang.
Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi sebelumnya menjabat sebagai Kapal Kostrad, mengantikan Kolonel Inf. Harzeni Paine, SH, MA, yang dipromosikan sebagai Pa Sahli Tk II EKKU Sahli Bin. Ekkudag Panglima TNI, dengan pangkat Brigjen. Dalam sertijab itu, Brigjen Budiman menegaskan, tugas fungsi dan tanggung jawab Kasrem 161/Wira Sakti sebagai Leadership dan Operasional Leadership. Selain itu, bertugas pada tataran Managerial Leadership terhadap satuan – satuan operasional, dan satuan – satuan teknikal yang menjalankan fungsi kepemimpinan operasional maupun kepemimpinan lapangan.
“Tidak mudah menjadi pejabat dengan tataran ide seperti itu. Tantangannya sangat berat, pengetahuan, tingkat kemampuan koordinasi, pemahaman yang sedemikian luasnya, bisa menunjang tugas – tugas tersebut berjalan dengan baik,” ujar Danrem Budiman.
“Terima kasih kepada Kolonel Inf. Harzeni Paine yang sudah melaksanakan tugas selama tiga triwulan. Kita membentang peta perjalanan organisasi Korem 161/Wira Sakti, berjalan dengan baik. Saya sangat terbantu oleh Kasrem 161/WS dalam menjalankan pokok – pokok kebijakan, melalui Managerial Leadershipnya. Tanpa terasa, apabila kita menghitung data semua sektor dan lini, sudah terjadi pertumbuhan – pertumbuhan. Yang paling jelas adalah di Bidang Intelejen dan Pengamanan, terjadi penurunan yang signifikan terhadap pelanggaran – pelanggaran disiplin, terutama KDRT. Di situlah langkah – langkah dan kebijakan – kebijakan apa yang kita lakukan pada cek poin perjalanan organisasi tersebut, dan bagaimana kita mengerahkan sumber daya modal yang kita punya, untuk bisa mengkonsep setiap persoalan – persoalan yang kita hadapi,” papar Danrem Budiman.
“Selanjutanya, kepada Kolonel Simon Petrus Kamlasi dan ibu, pesan saya cuma satu, jadilah seorang prajurit sederhana dalam penampilan, tegas, sarat akan gagasan, perkasa dalam pertempuran. Apabila bisa mencermati mengambil esensi dari keilmuan pengalaman yang menerpa badan dan pikiran anda selama tugas selanjutnya. Saat ini, tugas Managerial Leadership berada di tangan anda. Tugas – tugas itu menjadi tugas anda saat ini. Hal tersebut menunjukan poros proses perjalanan dari sekian banyak pekerjaan dan spesialisasi yang harus bisa mencapai titik secara bersamaan pada planningnya. Itulah yang menjadi inti dari pekerjaan anda sebagai Kasrem 161/WS. Saya yakin, pengalaman Pak Simon untuk bisa mensinergikan berbagai macam lini sektor, akan berjalan sinergi, bernetwork dengan baik, terisi dengan baik,” kata Danrem Budiman.
Ia menuturkan, menjadi Kasrem 161/Wira Sakti oleh putra asli So’e saat ini, merupakan wujud nyata kepemimpinan berjalan dengan baik, terhadap putra NTT. Danrem meyakini, putra NTT ini memiliki potensi yang sangat besar untuk memajukan bumi Flobamorata. “Kita berharap permasalahan – permasalahan yang ada di NTT ini, dapat direspon dengan baik oleh orang yang memang lahir dan besar di tanah ini, karena mereka mengerti apa yang seharusnya dilakukan,” pungkasnya.
Sementara Kolonel Simon Petrus Kamlasi menyampaikan terima kasih kepada Danrem beserta seluruh staf yang telah menerimanya. “Saya lahir di So’e – TTS, 14 April tahun 1975. Ini suatu anugerah, dimana setelah Seskoad mendapat kepercayaan ke Kupang jadi Dandenpal. Setelah itu jadi Kasilog Korem 161/WS, kemudian pindah ke Udayana jadi Aslog. Kemudian kembal ke Kupang jadi Kasrem). Terus terang, dalam hati saya menyesal, kenapa tidak dari dulu saya balik ke Kupang, padahal banyak yang bisa saya perbuat untuk NTT,” ungkap Kolonel Kamlasi.
Sedangkan Kolonel Inf. Harzeni Paine menyampaikan tiga hal yaitu, seorang pemimpin harus berani bertanggung jawab, berani menanggung resiko, dan berani menanggung tantangan yang ada. Kedua, seorang pemimpin harus jujur, berani dan disiplin. Artinya, tidak pandang bulu, berani berbuat, berani menanggung resiko. Ketiga, suri tauladan, berusaha berbuat yang terbaik. “Hanya itu pesan saya, jangan mudah menyerah. Semangat kita harus membara dan tidak pantang menyerah,” tandasnya. (*/rnc)