Mbay, RNC – Beberapa bulan terakhir, warga Boawae di Kabupaten Nagekeo khawatir karena rusaknya jalan Aemali-Danga. Jalan ini sebelumnya telah diperbaiki oleh Dinas PUPR sepanjang 500 meter, namun hasilnya tidak maksimal.
Jalan yang dikerjakan selama tiga bulan ini mengalami kerusakan cukup parah di sejumlah titik. Di ruas-ruas tertentu ada yang retak, hanya dilapisi material pasir dan kerikil. Sedangkan batu-batu besar tampak kelihatan dan berserahkan persis di badan jalan akibat hujan disertai banjir.
Salah satu tokoh muda Boawae, Robertus B. Radho saat ditemui RakyatNTT.com mengaku bahwa proyek pemeliharaan jalan Aemali-Danga dinilai kerja asal-asalan. Proyek dengan nilai kontrak Rp 414.292.000 ini dikerjakan selama 90 hari kalender namun kualitasnya sangat buruk.
BACA JUGA: Rapid Antigen, Wakil Bupati Nagekeo Reaktif, Jalani Isolasi Mandiri
Padahal ruas jalan ini cukup ramai dilintasi masyarakat setempat. Ruas jalan ini juga menuju ibu kota Kabupaten Nagekeo. “Kita sesalkan dikerjakan asal jadi begini,” kata Robertus.
Ia mengatakan pekerjaan ini tidak berkualitas akibat lemahnya pengawasan dari dinas terkait maupun konsultan pengawas. Ketika hujan tiba, material seperti kerikil dan pasir berserakan di badan jalan, sehingga mengganggu pengguna jalan dan membahayakan pengendara.
“Kita minta dinas terkait untuk perintahkan kontraktor pelaksana untuk lakukan perbaikan di sejumlah titik yang sudah rusak,” ujarnya.
“Bagian bawah batu besar-besar itu, maksud apa itu, tolonglah dinas terkait, panggil kontraktor untuk perbaiki jalan ini. Kalau tidak kita minta penegak hukum masuk periksa pengerjaan jalan ini, kasian uang rakyat tapi kerja asal-asal begini,” kata Robertus.
Dari informasi yang didapat media ini, proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Bina Persada dengan nomor kontrak 620/DPUR-NGK/PPK.BM-DAU/37/VII/2020 dan di bawah pengawasan CV. Rovelo dengan nama pekerjaan Pemeliharaan Jalan Aemali-Danga. (rnc15)
