oleh

Jejak Digital JFK Terekam, Tak Perlu ke Lain Hati

Kupang, RNC – Tulisan “Menakar Potensi Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang Menuju Senayan”, direspon positif “Sahabat JFK”. Tidak terkecuali, mereka yang belum mengenal figur Frederik Kalalembang. Beragam koment solata dilayanan WhatsApp beta. Mantap. Kagum. Pasti melenggang ke Senayan. JKF sudah banyak berbuat. Yang pasti, “sesumbar” para JKF mania itu, penuh optimisme. Ku porai basai, saba’ marua’ galampang. Dari Bumi Flobamora, beta hanya bisa balas: salam JKF. Klir le..!

Tak dipungkiri, saat ini banyak orang “menjual diri”. Itu karena, mereka terobsesi jadi pemimpin. Di pusaran pilpres, pileg maupun pilkada. Mereka mungkin lupa, jejak digital bisa jadi instrumen penilaian. Apa yang mereka buat, hanya dia yang tahu. Walahualam. Katakanlah JFK. Setahu beta, ada begitu banyak jejak digitalnya yang terekam. Dia telah membantu dan mem-fasilitasi beberapa kasus hukum yang menimpah solata. Ya pembunuhan. Kasus kapal tenggelam, hingga mobil kena razia. Karena itu, beta minta: tak perlu ke lain hati, please…!

Masih segar diingatan kita, beberapa kasus hukum yang difasilitasi JKF. Misalnya; kasus pembunuhan ģadis Toraja yang dimutilasi dan dibuang di bawah Tol Becakayu, Jakarta. Tak butuh waktu lama, bisa langsung terungkap karena ada peran JFK. Dan, kasus serupa ditangani JFK di Morowali. Lagi – lagi anak gadis asal Toraja dibunuh. Begitu juga dengan kasus pembunuhan yang dialami solata, cuma lokusnya di Kalimantan. Wow.., menyesakkan dada.

Tidak cuma itu. JFK juga menunjukkan kepeduliannya, tak kala ada pelaut asal Toraja yang stress di Batam, lalu berniat bunuh diri. Pun, ketika ada solata yang mengalami lakalantas di Luwu Timur, JFK menunjukkan solidernya. Patut diacungi dua jempol. Pasalnya, kalau bukan JFK, siapa lagi? Belum lagi beberapa kasus yang melibatkan orang Toraja, statusnya “dipending”. Tapi setelah JFK turun tangan, kasusnya bergulir lagi.

Baca Juga:  Ratu Wulla Resmi Bertarung di Pilkada SBD

Ah.., jadi teringat cerita beta pung bapa, tentang: “pena melo na Ne’ Karangan”. Tanpa pamrih dan tedeng aling – aling. Keterpanggilan seorang jenderal purnawirawan berbintang dua, berinisial “JFK”, setidaknya menginspirasi kita warga Toraja. Kata orang sih, dalam politik tak ada makan siang yang gratis. Tapi, kalau bukan kita, siapa lagi? (robert kadang)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *