Mbay, RNC – Mahasiswa Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Kabupaten Nagekeo mengeluh kesulitan mengakses angkutan umum menuju kampus. Keluhan ini disampaikan Amandus Embo selaku Koordinator PSDKU PNUP Nagekeo saat mengikuti sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan oleh anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, Julie Laiskodat, Jumat (19/3/2021).
Amandus mengatakan, transportasi umum dari Danga ke Nggolonio tidak ada. Akibatnya, mahasiswa harus mengeluarkan biaya cukup untuk membayar jasa ojek. Bahkan ada sebagian mahasiswa yang terpaksa berjalan kaki menuju kampus.
Ia mengaku sudah mengajukan permohonan kepada Bupati Nagekeo untuk pinjam pakai mobil dinas perhubungan yang sudah lama diparkir. Namun, mobil tersebut dalam keadaan rusak sehingga harus diperbaiki.
“Ini terpaksa dibuat (perbaiki mobil, red) sebagai solusi untuk transportasi dosen dan mahasiswa menuju kampus,” katanya.
Amandus menjelasakan, sejak masa transisi dari PDD (Program Studi Di Luar Domisili) ke PSDKU, belum ada moda transportasi yang bisa mengangkut mahasiswa. Baik dari Danga menuju kampus di Nggolonio, maupun sebaliknya. Selain moda transportasi, mereka juga berharap ada penambahan ruang kuliah, laboratorium kimia, laboratorium komputer, perpustakaan, serta perbaikan infrastruktur jalan masuk menuju kampus.
“Infrastruktur dasar seperti listrik, air, dan infrastruktur telekomunikasi sudah memenuhi harapan karena sudah ada aringan Telkomsel 4G di Nggolonio dan akses internet di kampus juga sudah ada,” sebut Amandus.
Sementara Veronika Aja, salah satu dosen di PSDKU PNUP Nagekeo, Veronika Aja saat diwawancara RakyatNTT.com berharap Pemkab Nagekeo memberikan perhatian sehingga persoalan yang dikeluhkan mahasiswa terkait dengan tidak adanya akses transportasi umum menuju kampus, bisa segera teratasi.
Dosen yang akrab disapa Vera itu mengaku, pada setiap tahun ajaran baru, banyak mahasiswa yang mendaftar masuk ke kampus PNUP Nagekeo. Namun saat naik semester, jumlah mahasiswa makin berkurang. Selain karena mahasiswa jenuh lantaran harus jalan kaki menuju kampus, biaya untuk jasa ojek juga cukup besar yakni mencapai Rp 40 ribu (biaya ojek PP).
“Kami pernah ajak mereka untuk cari kos-kosan di sekitar kampus. Tapi ada orangtuanya yang tidak mau. Jadi kami berharap pemerintah bisa segera merespon persoalan ini,” ungkap dosen mata kuliah Administrasi Bisnis itu. (rnc15)