Mbay, RNC – Wabah covid-19 yang belum mereda membuat Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota mengeluarakan kebijakan khusus dalam rangka perayaan Rabu Abu.
Berikut edaran yang dikeluarkan Uskup:
Menyadari dan mempertimbangkan bahwa:
1. Kenyataan ekskalasi penularan kasus Covid-19 yang makin mencemaskan dan karena itu, semua panduan dari pihak yang berwenang tetap harus dipatuhi secara ketat.
2. Perayaan Rabu Abu amat diminati oleh umat dari semua golongan usia dengan praktik iman devosional yang juga kuat pada makna “Abu Berkat” sebagai simbol pertobatan.
3. Desakan kerinduan umat untuk tetap boleh mengawali masa puasa dan pantang tahun 2021 dengan menerima simbol “Abu Berkat”
Maka, saya Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Uskup Keuskupan Agung Ende) menetapkan suatu kebijakan khusus sebagai berikut:
1. Perayaan misa Rabu Abu Boleh Diadakan di Gereja-gereja, Kapela-kapela stasi dan kapela komunitas biarawan/wati serta seminari
2. Peserta misa di paroki-paroki hanyalah ketua KUB atau petugas liturgi utusan dari setiap KUB, yang nanti dibekali dengan “Berkat pendelegasian Khusus” sebagai orang yang akan menerima “Abu Berkat” kepada umat di rumah-rumah keluarga dalam wilayah KUB masing-masing
3. Sebelum penerimaan “Abu Berkat”, keluarga-keluarga dihimbau untuk sedapat boleh merayakan Ibadat Sabda dalam keluarga (teks ibadat disiapkan dan dikirimkan langsung oleh komisi liturgi KAE melaui media WAG Klerus KAE)
BACA JUGA: Akhiri Pandemi Covid-19, Sinode GMIT Serukan Puasa Tiap Hari Jumat
4. Pada saat penerimaan “Abu Berkat” di rumah, baik keluarga yang sudah merayakan Ibadat Sabda maupun yang tidak merayakan Ibadat Sabda , harus mengawali dan mengakhirinya dengan ucapacara singkat yang sudah disiapkan oleh komisi liturgi KAE
5. Cara penerimaan “Abu Berkat” adalah dengan Menaburkan Sedikit Abu di atas Ubun-ubun kepala penerima abu sambil mengucapkan kata-kata doa berikut ini. “Bertobatlah dan Percayalah Kepada Injil”
Demikianlah kebijakan khusus perayaan Rabu Abu dengan rincian panduannya.
“Saya tetap percaya bahwa para pastor di paroki-paroki serta para komunitas biara/seminari amat berpengalaman dalam penerapannya, meski panduan dan kebijakan khusus ini pantas dirasakan amat terlambat. Demi perawatan dan pengembangan iman umat, Tuhan pasti memberikan inspirasi untuk solusi yang terbaik,” tulis Uskup. (*/rnc15)