Kupang, RNC – Sebanyak 50 guru sekolah swasta yang mengikuti pelatihan Penulisan Karya Ilmiah, yang diselenggarakan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) NTT sudah mampu menulis dengan baik. Setidaknya 80% sudah bisa menerbitkan karyanya.
Saat diwawancarai RakyatNTT.com, di Lantai I Kantor DPD RI Provinsi NTT, fasilitator pelatihan yang juga Pimpinan Umum Media Cakrawala NTT, Gusty Rikarno mengatakan para guru yang menjadi peserta ini merupakan utusan dari sekolah swasta yang ada di Kota Kupang. Saat ini mereka sudah bisa memahami bagaimana cara menuangkan pikiran dalam suatu tulisan secara baik. “Itu yang memang kita lihat saat ini. Saya secara pribadi dan tim tidak merasa kesulitan,” katanya.
Ia mengatakan sehari sebelumnya pelatihan dimulai dengan pre-test menulis kegiatan sehari, para guru sudah bisa menjembatani antara teks dan konteks. Sementara pada hari ke-2, hari ini, peserta diberi materi tentang penulisan artikel populer. Para guru tentu harus mengeluarkan energi lebih untuk mengasah kemampuan dalam menulis.
“Puji Tuhan dari proses kemarin hingga sore ini, sudah 80% kalau dalam penilaian saya yang sudah menulis. Artinya sesuai yang kita harapakan,” ungkap Gusty.
Ia mengatakan apabila artikel populer ini bisa dibuat secara baik, maka akan menjadi dasar dalam menulis 10 jenis karya ilmiah. Oleh karena itu, para pengajar ini sudah memiliki dasar menulis untuk dikembangkan di kemudian hari dan nantinya bisa disalurkan kepada siswa di sekolah.
“Jadi ini dasar, dan saya pikir gerakan ini harus menjadi gerakan bersama. Saya berharap yang hadir ini mereka menjadi promoter gerakan literasi di sekolahnya,” pungkasnya.
BACA JUGA: 50 Guru Sekolah Swasta Ikut Pelatihan Menulis yang Digelar BMPS NTT
Salah satu peserta pelatihan, Marsel Nurianto Tusi memberi apresiasi kepada BMPS yang menggelar kegiatan ini. Ini menjadi wadah bagi mereka agar dapat terus memberikan karya setelah pelatihan selesai.
“Memang hal ini menjadi keuntungan bagi kami, karena bukan hanya soal mengajar dan menulis, tetapi keuntungan agar dapat mengekspresikan karya-karya yang dimiliki. Ada sedikit lebih rujukan pada karya yang dihasilkan bisa dibaca oleh masyarakat luas,” kata guru SMA Tunas Harapan Kupang ini.
Peserta lainnya, Yosefa Alberti Dalung mengatakan BMPS bersama Media Cakrawala NTT telah membuka suatu gerbang terang dalam dunia pendidikan di NTT. Oleh karena itu, hal ini menjadi semangat untuk bisa menambah kemampuan guru, agar tidak hanya memaparkan materi namun mampu menganalisa dan menuangkan dalam suatu tulisan.
“Saya awalnya tidak terlalu tertarik dengan dunia menulis seperti ini , tetapi setelah diarahkan dan dibimbing akhirnya bisa menghasilkan suatu karya ilmiah,” kata guru SMA Seminari St. Mikhael ini.
Ia mengatakan setelah pelatihan ini, ia akan terus berkreasi bersama Cakrawala NTT agar dapat meramaikan jalan kosong literasi di NTT. (rnc04)