Betun, RNC – Ketua Pospera Cabang Malaka, Paskalis Wendelinus Leki, S.Ip, mengutuk keras sikap semena – mena yang ditunjukkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka, karena telah mencoret beberapa nama penerima bantuan Seroja, tidak terkecuali para janda tua. Karena itu, dengan tegas Paskalis meminta Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH, agar mencopot Kepala BPBD, Drs. Gabriel Seran, MM, dari jabatannya.
Sekedar tahu, BPBD Malaka telah mencopot beberapa nama penerima bantuan Seroja, seperti Arnoldus Nahak, Karolina Seran, Teresia Seuk Seran, Maria Hoar Seran dan Yosefina Abuk. Nama kelimanya dicopot dari daftar penerima bantuan rehap rumah berat. Padahal, kelimanya telah menerima Dana Tunggu Hunian (DTH) di Desa Naimana, Kecamatan Malaka Tengah, sehingga secara otomatis nama mereka ada di data base.
“Kami minta bupati segera copot kepala BPBD Malaka, karena kerja tidak bertanggung jawab untuk masyarkat”. tandas Paskalis dalam rilis yang diterima RakyatNTT.com, Senin (1/8/2022). Sosok yang akrab disapa Wendy Bundao itu menambahkan, sebagai penerima bantuan Seroja, dimana keberadaan lima korban tersebut rumahnya telah rata dengan tanah akibat disapu banjir tahun 2021 lalu, mestinya nama mereka tidak dihilangkan alias dicopot.
“BPBD Malaka sendiri yang mendata para korban ini, lalu memasukan mereka ke kategori rumah rusak berat. Dan, karena rumah kelima korban ini telah hancur, maka BPBD Malaka memberikan bantuan dana hunian tunggu (pengganti biaya sewa kos dan makan minum), sambil menunggu rumah para korban direhab. Tapi koq selanjutnya nama mereka dicopot, ada apa?” kecamnya.
Selaku ketua Posko Perjuangan Rakyat, Wendy menyesalkan kehadiran tim bencana Goris dan melki, dimana datang dan menjanjikan kepada korban atas nama Maria Hoar Seran, untuk bongkar rumah yang sementara numpang huni dan terima bantuan. “Keduanya menyampaikan kepada ibu Maria Hoar untuk bongkar rumah, dengan alasan mau terima bantuan rumah. Kenyataannya, sampai detik ini belum ada bantuan rumah yang korban dapat. Ironisnya, nama mereka sudah dicoret alias dicopot. Aneh,” kata Wendy.
Pihaknya melihat, banyak bantuan Seroja bermasalah di masyarakat. “Terkesan ada pilih – pilih orang, sehingga bantuan banyak tidak tepat sasaran. Misalnya, rumah warga tidak rusak berat, tapi ditulis rusak berat. Ini persoalan yang banyak muncul ke permukaan,” beber putra Malaka Tengah itu.
Belum lagi banyak data terkait bencana Seroja yang tidak diakomodir. “Contohnya, ada korban meninggal tapi belum dapat santunan. Perahu rusak dan hilang. Tambak hancur. Ini semua dampak dari bencana Seroja, sehingga BPBD harus upayakan. Kalau tidak bisa, ya turun saja dari jabatan,” tandasnya. (rnc11)
“Kami minta bupati segera copot kepala BPBD Malaka, karena kerja tidak bertanggung jawab untuk masyarakat”.
🤔🤔Mungkin kata yang tepatnya diperiksa/ dievaluasi.
Kalau semua kepala badan/ dinas harus dicopot hanya karena sesuatu hal yang dinilai kurang baik oleh seseorang/ pihak tertentu saja,, bisa2 tdk ada yg bisa bertahan lbh dari 1 tahun nih..
2024 semakin dekat,, semua yang berkempentingan mulai berkoar.