Larantuka, RNC – Senin pagi di penghujung bulan Oktober, para wanita Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Bubu Atagamu terlihat begitu cantik. Tak hanya paras yang menyejukkan mata di pengujung Oktober, tetapi juga seragam posyandu dan kwatek yang dikenakannya begitu padu dengan alas kaki yang dipakainya.
Tiap-tiap dari mereka yang bermukim di Dusun I hingga Dusun IV beranjak dari rumahnya masing-masing menuju Balai Desa Bubu Atagamu. Sesampainya mereka di ruangan berbentuk persegi panjang berdinding tembok dengan cat berwarna pink itu, satu per satu dari mereka kemudian menempati kursi plastik yang telah disediakan.
Kepala Desa Bubu Atagamu, Benediktus B. Jawan dan Ketua BPD Desa Bubu Atagamu, Mikael H. Huler, beserta jajarannya nampak tertegun dan berbangga, karena pagi itu PKK Desa Bubu Atagamu ibarat bidadari sekaligus ‘pahlawan’ di pengujung Oktober bagi Kecamatan Solor Selatan.
Hal ini disebabkan desa-desa lain di lingkup Kecamatan Solor Selatan menolak mengikuti Lomba 10 Program PKK. “Kemarin sempat kasih ke desa lain, cuma desa lain menolak semua. Jadi, bapa camat minta di Desa Bubu,” tulis narasumber.
Senada dengan itu, terpilihnya Desa Bubu Atagamu sebagai kontestan dari Kecamatan Solor Selatan pada lomba 10 Program PKK Tingkat Kabupaten, kata Valentina Ose Werang, lantaran Magdalena P. Herin, selaku Ketua PKK Kecamatan, menilai bahwa Desa Bubu Atagamu yang selalu aktif dalam kegiatan, dan senang dipanggil untuk berkumpul.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu anggota PKK Desa Bubu Atagamu, ia mengaku senang sekali mengikuti lomba 10 program PKK, karena kontestasi seperti ini merupakan kegiatan perdana baginya. Intisari 10 program PKK terdiri dari penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksanakan rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat. 10 program pokok PKK tersebut, terejahwantah dalam 4 kelompok kerja/pokja, dan bidang administrasi kesekretariatan.
Secara struktur organisasi PKK di tingkat Desa Bubu Atagamu, juga terbagi atas 4 kelompok kerja dan bidang administrasi sekretariat. Kala itu, saat sinar matahari penghujung Oktober seterang binar cahaya bola lampu di ruangan tanpa plafon itu. Dan, riak-riak angin sepoi-sepoi dari kipas angin yang diletakan di atas kaki tiang penyangga atap lambat laun mengeringkan peluh dari sekujur tubuh, para ibu PKK Desa Bubu Atagamu dari keempat kelompok kerja/pokja dan bidang sekretariat menanti dimulai kegiatan perlombaan. Setelah beberapa saat menunggu, Camat Solor Selatan, Yosep Damian Klodor, S.Sos, bersama staff, Ketua PKK Kecamatan Solor Selatan, Magdalena P. Herin tiba di ruangan itu. Pun empat tim penilai Lomba 10 Program PKK yang datang dari Larantuka. Keempat dari tim penilai ini diketahui bernama Maria Goreti Bare Linda, Verensia Agnestin Koten, Monika Hanu Padjo, dan Maria Elisabeth Tanti.
Maria Goreti Bare Linda, yang didaulat sebagai representasi dari tim penilai lomba PKK tingkat kabupaten mengatakan, perlombaan 10 program PKK tingkat Kabupaten Flores Timur di Kecamatan Solor Selatan ini bukan hanya sekadar mengikuti perlombaan. Melainkan sebagai upaya untuk menilai sejauh mana yang telah dibuat PKK di Desa Bubu Atagamu. Organisasi PKK, kata Maria Goreti, merupakan organisasi wanita yang sangat luar biasa, karena jaringannya sampai di rumah tangga.
“Bahkan, pak Mendagri saja meminta dukungan PKK untuk mengatasi inflasi dengan cara ketahanan energi dan ketahanan pangan,” kata Maria Goreti dengan penuh bangga sebagai anggota PKK sekaligus tim penilai lomba PKK.
Usai menyampaikan ‘sekapur sirih’ kepada para peserta lomba, ia bersama tiga rekannya yang lain lalu beranjak dari tempat duduknya menuju ke kursi plastik. Di empat kursi plastik itu diletakan pula empat buah meja berukuran persegi panjang beserta taplak meja. Tiap-meja diletakan tulisan pada sebuah papan kecil bertuliskan Bidang Sekretariat, Pokja Satu, Pokja Dua, Pokja Tiga dan Pokja empat.
Mereka kemudian menempati kursi itu sesuai tupoksi mereka sebagai tim penilai Lomba 10 Program PKK lalu mengambil sebuah buku dan alat tulis kemudian diletakan ke atas meja. Sesudahnya, Verensia Agnestin Koten, Monika Hanu Padjo, Maria Elisabeth Tanti, dan Maria Goreti Bare Linda, melayangkan pandangan dan pertanyaan satu persatu ke para ibu PKK Desa Bubu Atagamu yang sedari awal telah duduk berdasarkan bidang-bidang kerjanya sesuai struktur organisasi PKK tingkat Desa. Tiap-tiap pertanyaan yang diajukan kemudian dijawab semampu para ibu PKK Desa Bubu Atagamu yang membidangi sekretariat, Pokja satu hingga Pokja empat.
Magdalena P. Herin, selaku Ketua PKK Kecamatan kepada RakyatNTT. com, (Senin, 31Oktober 2022), mengatakan, perlombaan terselenggara berkat program-program dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten yang diteruskan ke Kecamatan sampai di tingkat desa. Perlombaan 10 program PKK ini mencakup lima penilaian, yakni bidang sekretariat, Pokja satu, Pokja dua, Pokja tiga, dan Pokja empat.
Lebih lanjut dijelaskan Ema Mada panggilan akrab Magdalena P. Herin, bidang sekretariat berkaitan dengan administrasi, struktur organisasi, enam buku PKK dan dasawisma. Sementara Pokja satu, berhubungan dengan pola asuh anak dan kategori remaja. ” Pola asuh anak kembali kepada para ibu-ibu terkait bagaimana pola asuh anak-anak. Kalau pola asuh anak diatur dan dijaga dengan baik, maka stunting tidak ada. Oleh sebab itu, kembali kepada ibu terkait tingkat kepedulian, keprihatinan dari ibu ke anaknya. Ada tiga item pola asuh anak, yakni konsumsi makanan, istirahat, dan Kebersihan lingkungan. Dari tiga penilaian ini diperhatikan maka kita tidak mendapat Stunting,” katanya.
Ia menambahkan, untuk pokja dua berkaitan dengan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). UP2K berarti usaha-usaha untuk bisa membantu kaum perempuan untuk lebih jeli mengelola, mengatur dan mencari uang. ” Jika kemarin pola pikir kita belum ada di situ, maka dengan adanya usaha ini, kita boleh tingkatan sehingga bisa mensejahterakan keluarga kita,” ujarnya dengan nada tenang. Dikatakan Ema Magda, Pokja tiga itu berkaitan dengan hatinya PKK. “Hatinya PKK itu terdiri dari sandang, pangan dan perumahan,” kata Ema Mada, sembari menjelaskan bahwa pokja empat itu terkait kebersihan lingkungan hidup. Kebersihan yang paling utama harus dimulai di dalam rumah maupun tiap-tiap keluarga. ” Jika dalam keluarga atau rumah tangga sudah sehat, maka lingkungan juga pasti akan bersih juga termasuk lima pilar STBM itu,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua PKK Kabupaten Flores Timur, Stevani Rihi, saat dihubungi media ini, Selasa, (2/10/2022) malam, mengatakan, para peserta lomba 10 program PKK Kabupaten Flores Timur tersebar di 19 kecamatan di Flores Timur. Dari 19 kecamatan yang ada di Flotim, masing-masing merekomendasikan satu desa/kelurahan dari wilayahnya, sehingga jumlah peserta lomba sebanyak 19 desa/kelurahan. Secara general, kata Stevani, lomba pelaksana terbaik 10 program pokok PKK tingkat kabupaten bertujuan untuk dapat memantau, membina, dan memverifikasi kegiatan PKK di tingkat desa/kelurahan dan Kecamatan.
“Melalui kegiatan tersebut saya ingin mengajak para ibu PKK desa/kelurahan hingga kecamatan untuk mampu melihat kebutuhan yang dirasakan keluarga/masyarakat setempat untuk dicarikan solusi terbaiknya, perkembangan yang sudah dicapai dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan,” katanya sembari menambahkan 10 program pokok PKK mengejawantah dalam 4 kelompok kerja/pokja dan bidang administrasi kesekretariatan di mana melalui penilaian yang dilakukan, kita dapat mengetahui keaktifan dan kemajuan kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga di desa/kelurahan.
Catatan Korektif untuk PKK Desa Bubu Atagamu di Pengujung Oktober
Serangkaian pertanyaan yang diajukan para tim penilai PKK tingkat Kabupaten Flores Timur, pada Senin pagi di Pengujung Oktober itu akhirnya tuntas dijawab oleh para kontestan. Usai kegiatan jilid I berakhir, pada siang hari di penghujung Oktober saat terik matahari terasa sangat menyengat, para tim penilai, para kontestan, ibu PKK kecamatan maupun beberapa staff Kantor Camat Solor Selatan, maupun staff lainnya di lingkup desa meninjau beberapa rumah warga termasuk pusat pembibitan yang terletak di dusun dua Desa Bubu Atagamu. Setelah melakukan percakapan singkat, mereka lalu kembali ke balai Desa Bubu Atagamu.
Beberapa lama berselang, tim penilai tingkat kabupaten memberikan penilaian. Adapun beberapa catatan korektif yang perlu diperbaiki oleh PKK Desa Bubu Atagamu, yakni surat keluar yang tidak ada. Sementara bagi Maria Elisabet Tanti, selaku tim penilai Pokja satu dalam penilaiannya pada indikator pola asuh anak dan remaja, meminta Kepala Desa Bubu Atagamu untuk membuat Peraturan Desa ( Perdes) dalam hal menunjang kegiatan pola asuh, dan juga Perdes untuk kegiatan TKD RT.
Hal ini disebabkan karena tidak ada SK atau kebijakan dari desa, sehingga kegiatan pola asuh hanya terfokus pada sosialisasi pada saat posyandu. Padahal, kegiatan pola asuh anak dalam materi-materinya mencakup pembinaan kesadaran bela negara, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, pencegahan kejahatan seksual terhadap anak, pencegahan penyalahgunaan napsa, pencegahan perdagangan manusia, dan tertib administrasi kependudukan. Sedangkan, bagi Verensia Agnestin Koten, untuk Pokja dua, pada item UP2K di Desa Bubu Atagamu, terdapat dua kegiatan, yaitu tenun ikat dan anyam. Anyaman ini ada banyak catatan dan juga banyak kekurangan di sana. Anyaman ini harus ada program kerjanya, struktur organisasi dan harus ada nama organisasi kelompok-kelompok serta perlu didokumentasi secara baik. ” Terus untuk bapa desa harus ada kebijakan kepala desa dengan UP2K,” kata Verensia Agnestin Koten, selaku tim penilai Pokja dua.
Sementara itu, Maria Goreti Bare Linda, sebagai Tim penilai lomba 10 program PKK dalam penilaiannya meminta tim Pokja tiga Desa Bubu Atagamu agar membuat struktur bagan. Sedangkan, untuk pokja empat luar biasa. ” Walaupun STBMnya belum siap, tetapi sudah berproses tetapi sekali lagi dukungan kebijakan dari bapa desa juga ada,” kata Maria Goreti Bare Linda, sembari berharap agar agar para ibu PKK Desa Bubu Atagamu bisa membuatnya sesuai dengan yang diinginkan.
Segala Catatan Korektif akan Menjadi Pekerjaan Rumah
Kepala Desa Bubu Atagamu, Benediktus B. Jawan, dalam tanggapan terkait catatan korektif yang disampaikan tim penilai lomba 10 Program PKK, menilai bahwa sumber penilaian yang diberikan berpusat pada pada PKK. ” Dengan penyampaian hasil penilaian tadi titiknya ada pada PKK,” katanya.
Ia menambahkan, terkait pada dokumen tahun 2022 itu ada dan orientasi kegiatannya bersifat reguler, sedangkan kegiatan yang bersifat khusus itu tidak ada. ” Tetapi, untuk tahun 2023 program ke depan masuk dalam prioritas ketiga untuk tahum 2023 nanti, dan itu jelas bahwa akan ada kegiatan lanjutan. Jadi nanti kami akan berkoordinasi dengan ibu penggerak tim PKK, dan kepala Pustu bersama staff untuk merancang atau meramu apa si program kegiatan itu untuk mendukung PKK,” tegasnya.
Selain itu, kata Beni, segala catatan tadi itu menjadi pekerjaan rumah yang perlu kami selesaikan, sembari mengapresiasi para kontestan dan pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini, dan berharap agar ke depannya bisa saling berbenah. “Saya berharap bahwa kegiatan hari ini bukan terlambat, tetapi sesungguhnya kegiatan ini adalah awal untuk kita melangkah agar ke depannya saling berbenah dimulai dari pribadi masing-masing batu ditularkan kepada sesama kita hingga pada akhirnya Desa Bubu Atagamu bisa dinyatakan ada banyak hal positif yang muncul di sana karena keterlibatan aktif dari ibu-ibu maupun muda-mudi kita yang ada sekarang ini,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Camat Solor Selatan, Yosep Damian Klodor, S.Sos mengatakan, satu langkah kita sudah maju. Dan dalam menapaki langkah- langkah itu ada catatan-catatan yang harus kita perbaiki, lengkapi dan dibenahi ke depan. ” Oleh karena itu, hal-hal yang telah disampaikan oleh tim yang secara intern kepala desa sebagai pembina tolong benahi itu secara baik, sehingga ke depan apa yang diharapkan boleh kita capai bersama,” imbuhnya.
Usai kegiatan Lomba 10 Program PKK Tingkat Kabupaten Flores Timur yang dihelat di Desa Bubu Atagamu, Kecamatan Solor Selatan resmi ditutup nampak ada seulas senyum kebahagiaan yang menyembul dari wajah ‘ Bidadari’ PKK Desa Bubu Atagamu pada penghujung Oktober siang itu. (rnc27)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com
Komentar