Kupang, RNC – “Berapa jumlah guru yang tersisa?” Itulah kalimat pertama yang dilecutkan Kaisar Hirohito, setelah mendengar Amerika dan sekutunya meluluh-lantakkan Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kaisar Hirohito rupanya punya cara untuk mengembalikkan kejayaan Jepang. Dia ingin membangun kembali peradaban Jepang melalui pendidikan, setelah Perang Dunia II. Dan terbukti, Jepang tetap eksis sampai sekarang, karena ditopang sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mumpuni.
Sektor pendidikan langsung dibenahi. Guru – guru yang tersisa akibat perang, diberi peran segera mendidik anak – anak Jepang. Hal tersebut mengilhami Direktur GMT Jakarta, Ir. Fransiscus Go, SH, yang punya “mimpi” membangun SDM NTT, sehingga berdaya saing tinggi. “Ini semacam investasi jangka panjang. Jika pondasi pendidikannya kuat, maka posisi tawar anak – anak NTT untuk berkiprah dimana pun, akan diperhitungkan. Terbukti koq, banyak pejabat NTT yang berkiprah di tingkat nasional. Mereka diberi peran penting oleh pemerintah. Itu karena, SDM-nya mumpuni dan kapabel. Tidak diragukan. Obsesi saya, pendidikan di NTT harus dibenahi,” tandas Frans Go kepada RakyatNTT.com, melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu (16/9/).
Pengusaha asal Timor yang sukses berkarier di Jakarta itu menandaskan, ada begitu banyak skema yang akan dia tawarkan, dalam membenai pendidikan di NTT nantinya. “Kita bangun peradaban baru, bikin pendidikan itu jadi enjoy, sehingga anak – anak ketagihan minta disekolahkan,” ujar Frans Go. Sambil itu, kata pemerhati ketenagakerjaan ini, perbaikan infrastruktur pendidikan serta perbaikan income ekonomi masyarakat juga bersamaan dilakukan.
Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.,Sc, Ph.D, yang dikonfirmasi terkait “mimpi” Frans Go ingin membangun peradaban baru di bidang pendidikan NTT, mengapresiasi hal itu. Sebagai seorang akademisi, Umbu Datta mengatakan, apa yang dipikirkan Frans Go, adalah sesuatu yang harus disupport. “Ini pikiran yang bagus dan luar biasa. Pak Frans Go mampu melihat cela yang menjadi penghambat kemajuan NTT. Sebagai seorang akademisi, saya sepakat akan hal ini,” ujarnya, Sabtu (16/9).
Mantan Rektor Undana itu menambahkan, prioritas pembenahan pendidikan NTT, harus dikerjakan secara serius sehingga berimpact pada masa depan anak – anak NTT. “Betul, hanya dengan sumber daya manusia yang handal dan cakap, kita bisa bicara banyak di tingkat nasional. Selama ini, saya tidak pernah melihat keseriusan para gubernur membenahi pendidikan di NTT,” ungkap guru besar Undana itu. Dikatakannya, melalui peningkatan mutu pendidikan, setidaknya gubernur mengajak para bupati untuk benar – benar serius terlibat memajukan pendidikan NTT. “Karena para bupatilah yang paham betul kondisi dan karakter pendidikan di daerahnya. Sementara gubernur hanya pada tataran tingkat SMA,” sebut Umbu Datta.
Kendati demikian, imbuhnya, Frans Go dan tim harus dapat merancang peningkatan mutu dan pembenahan pendidikan yang dimaksudkan. “Butuh keseriusan semua pihak, dan perlu political will kepala daerah untuk saling mensupport. Sebab ini bukan persoalan mudah, karena berkaitan erat dengan masalah ekonomi, politik itu sendiri, dan terkait infrastruktur penunjang pendidikan. Di sinilah peran gubernur. Harus berwibawa di depan para bupati. Sehingga, misi pembenahan pendidikan bisa diwujudkan di Nusa Tenggara Timur. Saya sangat senang, dan mendukung semangat Pak Frans Go. Harapan kita, pendidikan tidak lagi menjadi momok bagi NTT di tingkat nasional. Setuju, jika SDM NTT handal, pasti NTT bisa,” pungkas Prof. Umbu Datta. (robert kadang)
Komentar