oleh

Ketika Pandemi Terus Mengancam, Bank NTT jadi ‘Juruselamat’

PANDEMI Covid-19 belum memberikan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan, jumlah korban masih terus bertambah. Tak hanya angka positif, tapi juga angka kematian. Tak hanya di kota-kota, covid-19 juga merasuki desa-desa. Klaster rumah tangga jadi ancaman serius.

Tak terkecuali di Kabupaten Rote Ndao, beranda selatan NKRI. Pandemi ternyata tak hanya mengancam nyawa manusia, tapi juga banyak bisnis yang akhirnya mati. Gulung tikar.

Semangat Te’o Mince di Tengah Badai Covid-19

Perempuan paruh baya bernama lengkap Wehelmince Lette tetap tampak semangat walau hari sudah siang. Panas terik yang menyengat tak menyurutkan niatnya untuk berjualan. Sosok yang akrab disapa Te’o Mince ini selalu menebar senyum. Setiap mereka yang menyambangi kios kecilnya pasti langsung akrab.

Kios Te’o Mince, begitu orang sekitar menyebutnya, terletak di Jalan Pelabuhan Fery Pantai Baru, RT 006/RW 002, Kelurahan Olafuliha’a, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao. Di kios berukuran sekitar 2×3 meter ini, Te’o Mince menjajakan sembako. Ada beras, jagung, kacang hijau, kacang tanah, gula air, dan gula lempeng. Ada juga minuman dalam bentuk sachet seperti kopi, teh, jus dan aneka bumbu dapur, baik kering maupun bumbu basah. Bahkan, ia juga menambah penghasilan dengan menjual kasur dan bantal. Ini khusus untuk keperluan penghuni kos-kosan baru di area sekitar. Te’o Mince membuka kiosnya dari pagi hingga malam hari.

Usahanya memang tergolong kecil. Namun, menurutnya, sudah menjamin kehidupannya bersama anak-anak setiap bulan. Di tengah hantaman badai covid-19, usaha Te’o Mince masih tetap bertahan. Tidak seperti usaha kebanyakan yang harus gulung tikar. Ini berkat modal usaha yang diberikan Bank NTT melalui program Kredit Merdeka.

Perempuan berusia 56 tahun ini mengatakan ia mengenal program ini dari pegawai Bank NTT yang kebetulan mengunjungi kios daruratnya pada Oktober 2020 lalu. Ia sangat senang karena ditawari pinjaman modal usaha. Dengan begitu, ia bisa mengembangkan usahanya. Nilainya hanya Rp 5.000.000. Namun, kabar baiknya, kredit ini tanpa bunga dan jaminan. Sangat membantu usaha kecilnya pada kondisi darurat seperti ini.

Baca Juga:  RUPS LB Bank NTT Sepakati Kerja Sama dengan Bank DKI

“Saya senang karena koperasi kasih pinjam uang saja pakai bunga, tapi ini bank. Mereka bilang corona jadi tanpa bunga dan jaminan,” ujar Te`o Mince.

Sejak saat itu, ia resmi menjadi debitur Bank NTT. Kredit Merdeka yang diperoleh sebesar Rp 5 juta. Tanpa bunga, tanpa jaminan. Jangka waktu pinjaman 12 bulan. “Saya angsur tiap minggu. Biasa setor Rp 105 ribu, kadang Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu, biar cepat habis,” ujarnya.

Dari pengembangan usaha itu, ia memperoleh rata-rata keuntungan Rp600 ribu per bulan. Keuntungan ini untuk biaya hidup dan pengembangan usaha.

Karena sudah merasakan keuntungan dari program Kredit Merdeka, Te’o Mince pun berharap program ini dilanjutkan, sehingga dapat membantu usaha kecil. Apalagi, kata dia, masa pandemi seperti ini banyak usaha yang bangkrut, sehingga perlu dibantu.

Ia juga berharap pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Koperindag dan UKM Kabupaten Rote Ndao dapat melakukan pendataan dengan baik agar usaha-usaha mikro seperti dirinya yang terdampak covid-19 bisa dibantu.

Pelaku usaha kecil lainnya adalah I Nyoman Budi Soejipto. Anak muda yang akrab disapa Bli Budi ini memilih mengisi waktu dengan berjualan ikan bakar. Lokasi kulinernya terletak di Jalan Tribarata, RT 012/RW 005, Kelurahan Olafuliha’a, Kecamatan Pantai Baru.

Budi juga ikut merasakan dampak badai Covid-19. Sejak adanya pembatasan aktivitas masyarakat, lapak ikannya mulai sepi. Tidak banyak pembeli yang datang. Ia pun sangat terganggu.

Kadang jika tak ada pembeli, ikannya terpaksa ia keringkan agar bertahan lama. Ia mengaku ikan segar ia patok dengan harga Rp 35.000/kg. Pelanggannya bukan saja masyarakat di Kecamatan Pantai Baru, tetapi juga dari Rote Timur dan Rote Tengah. Bahkan ia mendapat orderan dari Ba’a, Kecamatan Lobalain dan Busalangga, Kecamatan Rote Barat Laut. Para pembeli selain datang langsung ke lapak, Budi juga menerima pemesanan via Whatsapp maupun Facebook. Rata-rata keuntungan per hari Rp 400.000.

Baca Juga:  Belum Jelas Alasan Pemberhentian Direksi dan Komisaris Bank NTT

Bli Budi mengatakan usahanya mendapat topangan dari Bank NTT Capem Pantai Baru sejak Februari 2021 melalui program Kredit Merdeka. Program ini sangat membantu usahanya saat pendemi covid-19 seperti ini. Apalagi kredit ini bunganya 0% dan tanpa jaminan. Pengajuannya pun mudah. Cukup fotocopy KTP dan Kartu Keluarga.

Budi mendapat plafon pinjaman sebesar Rp 5 juta. Lama pinjaman 12 bulan atau 1 tahun. Oleh karena itu, setiap bulan ia hanya mengangsur Rp 400 ribu.

Budi pun berharap Bank NTT terus melanjutkan program ini agar dapat membantu lebih banyak orang. Ia juga berharap Bank NTT dapat menaikkan plafon kreditnya. Dengan demikian usaha yang ada dapat dikembangkan ke luar daerah. “Contohnya melakukan pengiriman ikan keluar daerah melaui kapal fery dan tentu jika melakukan pengiriman tentu membutuhkan wadah yang baik,” kata Budi.

Pelaku Usaha Merdeka dari Rentenir

Kredit Mikro Merdeka adalah skim yang diperuntukkan untuk pembiayaan usaha mikro di sektor ekonomi pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, industri rumah tangga dan jasa lainnya. Program ini menggunakan metode pelayanan cepat, mudah dan murah.

Pimpinan Cabang Pembantu (PCP) Bank NTT Capem Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Barak Aprialus Nuban, di ruang kerjanya, Selasa (28/6/2021) lalu, menjelaskan sasaran Kredit Merdeka Bank NTT adalah debitur baru bukan debitur existing atau top up, lebih khusus pelaku usaha mikro yang tidak bankable yang biasanya terpaksa meminjam dana pada rentenir.

PCP panbar
Pimpinan Cabang Pembantu (PCP) Bank NTT Capem Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Barak Aprialus Nuban

“Tujuannya bebaskan masyarakat, lebih khusus pelaku usaha mikro dari rentenir yang memberikan pinjaman dengan suku bunga tinggi,” sebut Apri.

Menurutnya, syarat pengajuan Kredit Merdeka sangat mudah dan pelayanannya cepat. Mulai dari pengumpulan data dan verifikasi tempat usaha hanya memakan waktu satu hari. Syaratnya mudah dan pelayanan cepat karena hanya melampirkan fotocopy KTP dan fotocopy Kartu Keluarga. Jarak lokasi usaha maksimal 2 kilometer dari kantor operasional Bank NTT. Cara pengajuannya debitur/pelaku usaha mikro bisa mendatangi kantor Bank NTT terdekat ataupun petugas bank datang ke lokasi tempat usaha debitur.

Baca Juga:  Emi Nomleni: Semua Pihak Bertanggung Jawab Selamatkan Bank NTT

Menurutnya, target Kredit Merdeka yang diberikan Cabang Rote Ndao untuk Cabang Pembantu (Capem) Pantai Baru sebesar Rp 45.000.000,- dari total target Cabang Rote Ndao sebesar Rp 200.000.000. Total target Kredit Merdeka Bank NTT tahun 2021 sampai dengan triwulan II sebesar Rp 5.100.000.000,-.

Untuk Capem Pantai Baru, hingga triwulan II 2021 jumlah debitur Kredit Merdeka sebanyak 11 orang dengan total plafond Rp 55.000.000. Jenis usaha dari 11 debitur Kredit Merdeka, yakni 9 orang di bidang perdagangan; yakni kios sembako, 2 debitur usaha perikanan (jual ikan) dan 1 debitur pada sektor jasa, yakni fotografi.

Terkait pembayaran kembali/pengembalian pinjaman, menurut Apri, saat ini semua debitur Kredit Merdeka Capem Pantai Baru masih menjalankan kewajibannya dengan baik. Untuk itu, ia berharap Kredit Merdeka dapat dilanjutkan untuk membantu para pelaku usaha mikro.

Ia juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan skim kredit lain yang ada di Bank NTT seperti kredit konsumsi bagi PNS/Pensiunan dan Kredit Modal Kerja dan juga Kredit Investasi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *