Kupang, RNC – Desa Tebara di Sumba Barat berulang kali mendapat penghargaan nasional terkait pengelolaan wisata, yakni Kampung Prai Ijing. Bahkan, Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira, SS diundang oleh Ditjen Pembangunan Desa dan Pedesaan (PDP) Kemendes PDTT RI untuk menjadi salah satu narasumber dalam Rapat Sosialisasi dan Temu Karya Pembangunan Desa Wisata Berkelanjutan yang diselenggarakan Di Desa Wisata Superprioritas Karanganyar, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/12/2021).
Hadir dalam kegiatan ini Ketua Dewan Juri Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Prof. Azril Azahari, Ph.D Kades Karanganyar Suyanto sebagai tuan rumah, Kades Sambirejo, Kab. Sleman, DI Yogyakarta, Wahyu Nugroho, SE (terkenal dengan Tebing Breksi), Kades Sukalaksana, Kab. Garut, Jawa Barat, Drs. Oban Subana (Juara Desa Brilian 2021/Desa Wisata Saung Ciburial), dan Kades Cikolelet Kab. Serang, Banten, Ojat Darojat.
Dimoderatori oleh Sari Arta Uli Aritonang dan diikuti secara luring oleh para Kades, Direktur Bumdes dan Pegiat Desa Wisata penerima Program Sarana dan Prasarana Penunjang Desa Wisata Berkelanjutan.
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito, S.Sos, MH yang dalam pemaparannya mengharapkan kegiatan ini akan berkontribusi nyata bagi Pengembangan Community Based Tourism (CBT), meningkatkan Pendapatan Asli Desa, Membuka Lapangan Kerja serta berkelanjutan.
Sedangkan Plt. Direktur Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan, Moc. Fachri, S.STP, M.Si dalam Laporan panitia menyampaikan bahwa Kegiatan ini mengambil tempat di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karanganyar dengan maksud agar Desa Wisata menjadi pengelola langsung kegiatan sosialisasi dan temu karya ini, sehingga manfaatnya dapat langsung terasa dan konkrit.
Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira, SS dalam paparan materinya menyampaikan bahwa Desa Wisata Berkelanjutan adalah ejahwantah konkrit dari slogan Presiden Jokowi agar Indonesia di bangun dari pinggiran lewat pemberdayaan Desa Wisata.
Selanjutnya, Marthen menyampaikan bahwa membangun Desa Wisata di Indonesia Timur khususnya di Sumba menghadapi tantangan yang berat, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai serta SDM pelaku industri wisata yang masih rendah.
Ia mengatakan desa -desa di Indonesia Timur harus banyak belajar dari desa desa yang sudah mandiri di Jawa dalam manajemen dan pengelolaan objek wisata yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat serta meningkat Pendapatan Asli Desa (PADES).
Beberapa hal yang penting menurut Marthen adalah daya tarik dari objek wisata yang ada di desa, penguatan kapasitas pelaku Industri desa wisata, akomodasi, amenitas dan atraksi, branding, advertising dan selling. Selanjutnya, Kepala Desa harus menjadi pemimpin bagi kebangkitan Desa Wisata. “Jangan malah menjadi penguasa. Kades harus banyak memberikan ruang untuk berkreasi bagi pengurus Bumdes agar semakin produktif dan mandiri,” ujarnya.
(rnc25)