Pemkab Tetapkan Status Darurat Bencana, Ini Pemicu Banjir di Kabupaten Kupang

Headline, Kabupaten Kupangdibaca 213 kali

Oelamasi, RNC – Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menetapkan wilayahnya berstatus tanggap darurat bencana hidrometeorologi.

Kepada RakyatNTT.com, Jumat (31/1/2025), Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang, Drs. Titus Semy Tinenti M.Si mengatakan, dari prakiraan BMKG dilaporkan bahwa wilayah Kabupaten Kupang telah memasuki puncak musim penghujan dengan intensitas hujan sedang ke lebat. Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga Senin (3/2/2025) mendatang.

“Dampaknya sudah mulai terasa di mana banjir dari luapan air sungai itu di Tanah Mera-Oebeo, kemudian di Desa Pariti, kemudian di desa Honuk dan Desa Kolabe, dan yang lebih parah itu di desa Naitae dan Tuakau,” ucapnya.

Terhadap kondisi bencana yang mulai melanda wilayah Kabupaten Kupang, Pemkab telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Sampai saat ini tindakan tanggap bencana tetap dilakukan dengan koordinasi lintas pemerintah dan lembaga vertikal yang berkaitan dengan penanganan bencana.

“Pemerintah Kabupaten Kupang sesungguhnya telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Prinsipnya pun kita tetap menangani bencana ini karena masyarakat wilayah kabupaten Kupang. Di samping itu kita tetap berkoordinasi dengan pemerintah tingkat atas baik itu provinsi dan pusat. Yang bisa kita lakukan dalam konteks tanggap darurat,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, dari peninjauan di seluruh lokasi bencana banjir, ini diakibatkan tak adanya sistem drainase dan terjadi pendangkalan sungai yang mengakibatkan sumbatan juga pelebaran aliran air yang menjadikan luapan air ke wilayah permukiman, sekolah dan jalan umum. Hal ini terjadi seperti pada sungai Siumate yang kemudian meluap membanjiri permukiman warga di Desa Naitae dan Tuakau, kemudian luapan sungai yang membanjiri wilayah Oelpuah, Tanah Merah, Oebelo, Naibonat dan Pariti.

Selain itu, dari kejadian bencana banjir lainnya yang terjadi pada waktu yang sama yakni luapan sungai yang menerjang permukiman di Desa Honuk dan Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, dan Desa Kolabe di Amfoang Utara.

“Ini yang kita takutkan jika ke depan tidak ditangani maka tentu akan terus berdampak sampai ke permukiman warga yang lebih luas,” ungkapnya.

Terkait persoalan sistem drainase dan pendangkalan sungai, Kalak BPBD Semy mengaku sudah melakukan koordinasi dengan OPD terkait, untuk kedepannya bisa ditangani. (rnc04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *