Kupang, RNC – Komisi V DPRD NTT mengunjungi tiga lokasi terparah lokasi bencana banjir di wilayah Kabupaten Kupang, Rabu (5/2/2025). Mereka melihat langsung dampak banjir yang mengakibatkan warga kehilangan rumah, rumput laut hingga tanaman pertanian.
Kepada RakyatNTT.com, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Winston Neil Rondo menyampaikan Komisi V baru saja mengunjungi tiga posko pengungsian, yakni Desa Naitae, Tuakau dan Tablolong. Dari data dan informasi akurat yang didapat, ada sejumlah wilayah lain juga yang terdampak bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor dan banjir.
Khusus banjir rob yang terjadi di wilayah Tablolong, diketahui tim tanggap darurat bencana dari BPBD NTT, Dinas Sosial NTT, Dinas Kesehatan NTT serta Tagana dan pemerintah desa setempat telah membuka 36 titik tamping. Ada 900 orang pengungsi mandiri dari jumlah korban sebanyak 1.023 orang. Sekitar 123 warga lainnya memilih menetap sementara di rumah keluarga.
“Di Tablolong dari data diskusi itu, bahwa warga kalau malam ini tidak ada rob susulan berarti mereka akan masuk rumah. Mereka mau bersihkan rumah dan lain-lain. Mereka mungkin butuh alat masak dan minum, pangan,” ungkapnya.
Masyarakat Tablolong sangat mengharapkan perhatian dari Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah pusat. Pasalnya, hampir sebagian besar sumber mata pencaharian dari lahan tani, hingga rumput laut dan alat tangkap untuk melaut pun rusak. Warga mengakui bencana banjir rob kali ini terasa dampaknya mirip bencana siklon tropis Seroja beberapa tahun lalu.
Selain itu, warga juga mengeluh soal dampak banjir di Desa Nuataus dan Desa Tuakau. Dalam kunjungan itu, Komisi V DPRD NTT diminta menyalurkan aspirasi warga terkait struktur jembatan Siumate yang dinilai sebagai pemicu banjir. Pasalnya, setelah jembatan yang menggunakan gorong-gorong sebagai saluran air berdiri melintas sungai Siumate, hampir setiap tahun permukiman warga dilanda banjir.
“Warga juga minta untuk harus ubah itu jembatan dengan gorong-gorong karena itu penyebab banjir. Setelah bikin itu jembatan baru setiap tahun banjir buat mereka,” jelasnya.
Warga di dua desa di Kecamatan Fatuleu Barat itu juga mengharapkan adanya pembangunan tanggul penahan air di sungai Siumate. Komisi V DPRD NTT pun mendesak agar pemerintah mengerahkan alat berat untuk membersihkan gorong-gorong bila terdapat sumbatan dari material yang dibawa arus sungai.
Winston juga mengatakan dampak bencana hidrometeorologi yang sudah terjadi di 7 kecamatan di Kabupaten Kupang perlu diperhatian secara serius. Selain tanggap darurat yang dilakukan dengan mengevakuasi korban hingga membuka posko pengungsian dan dapur umum, Pemerintah juga harus memberi perhatian terhadap pemulihan, berupa relokasi permukiman dan pemulihan terhadap dampak ekonomi warga.
“Ini menjadi penting diperhatikan, karena mata pencaharian sudah terimbas, ada rumput laut yang berusia 40 hari dan memasuki masa panen juga terimbas, alat tangkap ikut rusak, lahan pertanian ikut mengalami kerusakan, tentu ini patut dilihat dan dibutuhkan perhatian pemerintah ke depannya,” jelasnya.
Untuk diketahui, Komisi V DPRD NTT melaksanakan kunker setelah dilakukan RDP bersama Pemerintah Provinsi NTT terkait dampak bencana hidrometeorologi di NTT. Mereka juga melakukan kunjungan yang sama di wilayah TTS. (rnc04)
Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Group RakyatNTT.com