Dari Nusa Tenggara Timur, Natal Toraja Semarak nan Meriah

Humanioradibaca 123 kali

oleh : Robert Kadang

Natal Kerukunan Keluarga Toraja (KKT) di Kupang NTT, berlangsung semarak nan meriah. Ada band, paduan suara, iringan musik Sasando pun Tarian Pa’gellu dari Grup Tari KKT “Sanda Oni”. Glooria in Excelsis Deo. Tapi.., tidak cuma itu. Ada 12 falsafah hidup orang Toraja yang ikut dipaparkan Zet Tadung Allo, perwakilan orang Toraja di Kupang. Semua itu disaksikan ratusan pasang mata masaraya Natal KKT, di Aula El Tari Kupang, Sabtu, 28 Desember 2024.

Natal KKT memang tradisi tahunan. Namun kali ini tampil beda. Pasalnya, kehadiran Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) NTT, Zet Tadung Allo, SH, MH, dan keluarga, membawa spirit tersendiri bagi diaspora Toraja di Kupang. Dampak ikutannya, beberapa anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Provinsi NTT, hadir dalam perayaan Natal KKT. Seperti Danlantamal VII Kupang, Laksamana Pertama TNI Irwan S.P Siagian, M.Tr. Hanla, dan Danlanud El Tari Kupang, Marsekal Pertama TNI Djoko Hadipurwanto, SE, MM.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Natal 2024, Yunior Duil, menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung Perayaan Natal KKT, sehingga bisa terlaksana dengan baik. “Terima kasih sudah menghadiri perayaan Natal KKT. Kegiatan ini bisa terlaksana berkat dukungan bapak/ibu Sangtorayan. Dan kepada seluruh panitia yang telah bekerja sama menyukseskan acara ini, selaku ketua panitia saya menyampaikan limpah terima kasih. Selamat Natal tahun 2024, selamat menyongsong tahun baru 2025, Tuhan Yesus memberkati kita,” kata Yunior Duil.

Sementara Pdt. Samuel Benyamin Pandie, S.Th dalam khotbahnya menyatakan kekagumannya pada potensi dan keindahan alam Pulau Sulawesi. “Saya sudah ke Toraja. Di sana banyak air, dan dicelanya pasti ada sawah. Sungguh indah. Soal kelahiran Yesus di Betlehem, itu sebuah kebenaran yang hakiki. Dan kebenaran masa lalu tentang kelahiran Yesus, adalah kebenaran yang sesungguhnya. Karena itu, orang Toraja di perantauan mesti memaknai Natal sebagai kehadiran Kristus membawa damai sejahterah ke dunia, dan mempererat persaudaraan,” tandas ketua Sinode GMIT itu.

Hal senada juga disampaikan Ketua Kerukunan Keluarga Toraja Kupang, Daud Mangesa’. Dia mengharapkan keharmonisan dalam bingkai kerukunan, terus dijaga dan dipelihara. Hanya dengan begitu, ujar Opa Dean, sapaan karibnya, nilai-nilai kekerabatan seperti sikamali’ dan siangkaran bisa terwujud. “Kita harus terus bergandengan tangan untuk seiring seirama dalam mewujudkan nilai-nilai keberagaman dalam kehidupan orang Toraja. Kita punya potensi dan talenta yang jika disatukan akan memperkokoh prsatuan dan kesatuan sesama Sangtorayan yang ada di Nusa Tenggara Timur,” imbuh Opa Dean.

Perwakilan orang Toraja di Kupang, Zet Tadung Allo yang didaulat memberikan sambutan dalam Perayaan Natal KKT, memaparkan 12 falsafah hidup orang Toraja yang mesti dipegang teguh. Ke-12 falsafah itu, papar Zet Tadung Allo yakni ;

1. Manarang umpiak bannang, pande umpa’tallu beluak yang artinya : pandai membela benang dan membagi tiga rambut. Dimaknai bahwa, sejatinya orang Toraja, harus memiliki skill atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah sesulit atau serumit apapun itu, serta dalam kondisi apapun

2. Manarang umpi’da pindan, umparede gori-gori yang artinya : pandai merekatkan piring batu, menjadikan guci yang pecah utuh kembali. Dimaknai bahwa, sejatimya orang Toraja, harus pandai memperbaiki yang rusak dan menyambung hubungan yang retak, harus bisa jadi problem solver dalam masyarakat

3. Manarang ussuka’bongi, unkararoi malillin yang artinya : pandai mengukur malam dan menalar gelap. Dimaknai bahwa orang Toraja mengetahu seluk beluk pembicaraan, tidak asal bicara, harus teliti, punya integritas dan jujur

4. Manarang ussuka’ allo na bongi yang artinya : pandai mengukur lamanya siang dan malam. Dimaknai bahwa orang Toraja itu harus arif dan bijak, serta penuh pertimbangan

5. To untiro simpona manuk, ubananna kayo bulan yang artinya : orang yang melihat ompongnya ayam dan ubannya bangau putih. Dimaknai bahwa orang toraja adalah orang yang luas pengertiannya, selalu berpikir logis, berpandangan jauh kedepan, dan punya prinsip

6. Manarang umpoya kumman, ussangkala kutu manuk yang artinya : pandai menjerat kuman, mengurung kutu ayam. Dimaknai bahwa orang Toraja adalah orang yang pintar dalam segala hal, cerdas, kreatif dan inovatif;

7. Manarang urreken bulan, urroto-roto bintoen yang artinya : pandai menghitung bulan dan menebak bintang. Dimaknai bahwa, orang Toraja adalah orang yang luas wawasannya, tidak bermasa bodoh

8. To maluangan ba’tengna, massindung karangan inayanna yang artinya : orang yang luas hatinya, bercaruk pasir nuraninya. Dimaknai bahwa orang Toraja harus jalan nalarnya, dan harus berjiwa besar, serta bijaksana

9. To umbakkai bukunna kayu buangin yang artinya : orang yang mampu membelah teras pohon eru. Dimaknai bahwa orang Toraja adalah orang yang arif mendamaikan yang berselisih paham, juga tegas, pekerja keras dan bekerja cerdas

10. Kayu kalandona tondok, lamba’ layukna pangleon yang artinya: kayu tingginya kampung, beringin raksasanya negeri. Dimaknai bahwa orang Toraja harus bisa memimpin dan menaungi diri sendiri dan masyarakat, harus jadi teladan, dan berani bertanggungjawab

11. Londong kila’na tondok, saungan baraninna pangleon yang artinya : ayam jagonya kampong, ayam aduannya negeri. Dimaknai bahwa orang Toraja adalah orang pemberani, pejuang yang tidak mudah menyerah

12. Gandang la’bina tondok, bombonganna pangleon yang artinya : gendang mulia dalam negeri. Dimaknai bahwa orang Toraja adalah orang yang diandalkan dalam bertutur kata, harus komunikatif dan berjiwa sosial. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *