Dugaan Ada Mafia Lahan di Balik Lambannya Proses Restitusi

Nagekeodibaca 209 kali

Mbay, RNC – Lambannya proses restitusi (ganti kerugian) terhadap lahan warga dua desa di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, yang lahannya digunakan membangun Waduk Mbay/Lambo, memantik tanggapan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga aktivis media, Devis Abuimau Karmoy.

Kepada RakyatNTT.com, Selasa (2/8/2022), Devis mendesak Kementerian ATR/BPN RI agar memanggil kepala Kanwil ATR/BPN Provinsi NTT, supaya menyelesaikan restitusi tersebut. “Saya mendesak menteri ATR/BPN RI agar memanggil kepala Kanwil ATR/BPN Provinsi NTT, supaya segera menyelesaikan restitusi (ganti kerugian) terhadap lahan warga dua desa di Mbay, yang lahannya digunakan untuk membangun Waduk Mbay/Lambo,” tandasnya.

Menurut praktisi Universitas Sari Mutiara Indonesia (USMI) Medan ini, proses restitusi yang berjalan lambat dan terkesan lempar tanggung jawab antara BPN Nagekeo dan BWS II NTT, mengindikasikan kalau ada mafia di balik proses restitusi hak warga di dua desa tersebut.

Karena itu, sebagai putra daerah, Devis meminta Hadi Tjahjanto selaku Menteri ATR/BPN, untuk membentuk tim percepatan pembayaran ganti rugi lahan warga di Mbay. “Apabila ada potensi mafia yang ikut bermain di balik persoalan ini, maka saya juga mendesak Kapolri untuk mengusut keterlibatan pihak – pihak yang bermain di belakang lambannya restitusi lahan warga,” pungkasnya. (rnc15)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *