Ruteng, RNC – Sedikitnya 62 dari 417 orang mahasiswa calon peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Katolik (Unika) Santo Paulus Ruteng dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti rapid test, Selasa (20/7/2021). Akibat situasi itu otoritas kampus menunda pelaksanaan kegiatan KKN hingga waktu yang tidak ditentukan.
Ketua panitia pelaksana KKN Unika St. Paulus, Rm. Bonefasius Rampung, S.fFil,SVD., mengungkapkan jumlah peserta yang positif Covid-19 tersebut kemungkinan terus bertambah. Sebab masih ada 200 calon peserta KKN yang belum melakukan rapid test. Rencananya, rapid test untuk mahasiswa tersebut dilaksanakan Kamis (22/7) hari ini.
“Eskalasi 62 ini cukup besar, kita tidak tahu mereka ini kontak dengan siapa saja. Tapi kita harus kendalikan, maka setelah mendengarkan informasi itu, sebagai ketua panitia KKN, saya mengundang seluruh teman-teman dan menyatakan bersepakat bahwa kegiatan ini ditunda,” ungkap Rm. Bone, saat ditemui Rabu (21/7/2021) sore.
Rm. Boni menjelaskan, penundaan pelaksanaan KKN sangat bergantung pada perkembangan atau situasi dan kondisi yang terjadi pada mahasiswa. Jika semakin banyak mahasiswa yang terkonfirmasi positif maka peluang penundaan juga akan semakin lama.
“Bisa dilaksanakan bulan Agustus, tetapi kita tidak bisa meramalkan tentang penyebaran virus ini. Jadi semua tergantung situasi. Bahkan terburuknya kita akan melaksanakan KKN pada bulan Desember, seperti dengan yang dilaksanakan pada tahun lalu,” katanya.
Rm. Bone menjelaskan, pihak kampus tidak mengetahui sumber klaster virus yang menyerang mahasiswa. Namun ia memastikan, sumber virus itu tidak berasal dari dalam kampus. Sebab Unika St.Paulus telah melaksanakan kegiatan perkuliahan secara daring atau online sejak 2019 lalu.
“Itu yang kita tidak tahu, terkait mobilitas mahasiswa. Seberapa sering mereka berinteraksi dengan masyarakat, entah itu di kos, di kampung atau dimana pun, sulit untuk dikendalikan,” katanya.
Namun melihat kondisi tersebut pihak kampus akan berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19 kabupaten. Sehinga ada kemungkinan untuk dilaksana rapid test secara massal atau keseluruhan terhadap mahasiswa. Sedangkan untuk sementara pihak kampus akan mengamankan 62 mahasiswa yang sudah dinyatakan positif.
“Ada yang di kos, itu yang secepatnya kita akan antar ke atas (karantina terpusat). Sebab takut mereka resistensi dengan masyarakat sekitar. Sementara yang di rumah kita usahakan untuk dijemput tapi keluarga mati-matian untuk mereka karantina mandiri saja. Kita atur untuk mempersempit dia punya penyebaran,” jelasnya.
Rm Boni menambahkan, jika kondisi Wisma Atlet Golodukal penuh, maka pihak kampus rekomendasikan Asrama Rusunawa sebagai tempat karantina khusus bagi mahasiswa Unika.
“Nantinya yang ada di asrama itu dipindahkan atau dikasih keluar semua sedangkan asrama dijadikan sebagai tempat karantina. Hal itu dimaksud untuk memudahkan pengontrolan, suplai makanan dan obat-obatan. Kampus akan memfasilitasi itu,” tutupnya.
(rnc23)