Jakarta, RNC – PDIP tengah mendekati PPP. Diketahui, saat ini PPP telah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, PDIP sangat berpeluang bergabung dengan KIB. Menurut dia, nantinya KIB plus PDIP diprediksi bakal mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Sementara Cawapresnya, menurut dia, Ganjar berpeluang dipasangkan dengan Airlangga. Bisa juga pasangan Ganjar-Erick. Namun kata dia, peluang menang Ganjar-Airlangga lebih lebar. Sekalipun, harus bersaing dengan nama kuat seperti Prabowo Subianto atau Anies Baswedan.
“Ganjar-Airlangga lebih solid karena faktor Airlangga sebagai motor KIB. Dan di titik ini, soliditas KIB sebagai koalisi bisa terjaga,” ujar Baskoro, saat dihubungi, Selasa (7/3).
Baskoro mengatakan, dari sisi kekuatan politik pasangan itu mewakili dua partai besar yakni PDIP dan Golkar. Hal ini dianggap bisa menjamin stabilitas kekuasaan di masa mendatang.
Golkar memiliki infrastruktur politik yang besar dan terbukti mampu menopang kekuasaan pemerintah dari rezim ke rezim.
“Sehingga jika PDIP dan Golkar berkoalisi, otomatis gabungan kekuatan politik keduanya akan mampu memberi efek psikologis politik soal stabilitas dan kelanjutan pemerintahan,” tegasnya.
Baskoro mengatakan, peluang menang pasangan Ganjar-Airlangga terbuka dibanding Ganjar -Erick jika berhadapan dengan capres lain seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Namun, Airlangga harus mampu mengoptimalkan kerja-kerja publik dan politiknya di sisa waktu yang tersedia.
Dia menyarankan, sejumlah langkah yang harus diambil Golkar dan Airlangga Hartarto dalam meningkatkan elektabilitas dan popularitas.
“Pertama, Airlangga wajib mengorkestrasi kinerja publiknya sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Umum Golkar dengan mulai merespon isu-isu publik yang relevan dan menghindari kontroversi,” ujarnya.
Kedua, turun ke bawah atau blusukan secara intensif secara terukur dan teratur. Ketiga, Golkar harus rutin merajut titik temu secara atraktif ke semua poros agar nama Airlangga diusung minimal sebagai cawapres.
Sebelumnya, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengungkapkan, jika partainya sering melakukan komunikasi dan pertemuan dengan PDI Perjuangan. Dia menyebut, salah satu pembahasan dalam pertemuan tersebut yakni soal ajakan untuk berkoalisi di 2024.
Terbaru, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengunggah di akun media sosialnya pertemuan dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (1/3).
“Ya kalau pembicaraan politik, tiap parpol ya tentu berusaha untuk, apalagi dari sembilan parpol hanya satu aja, PDIP untuk mencalonkan presiden hanya PDIP yang bisa sendirian. Kalau parpol lain harus bisa berkoalisi agar kita bisa mencalonkan kandidat,” kata Mardiono, saat dikonfirmasi, Selasa (7/3).
Dia mengungkapkan, upaya untuk ajakan bergabung dilakukan karena dirinya menyadari posisi PPP saat ini yang tidak bisa mengusung calon presiden (capres) tanpa berkoalisi. Dan terkecil jumlah kursi di parlemen.
Sehingga, upaya-upaya ajakan bergabung untuk berkoalisi pasti akan dilakukan PPP ke semua parpol termasuk PDI Perjuangan.
“Tentu upaya-upaya untuk mengajak berkoalisi apalagi ini PPP termasuk yang kecil, jumlahnya 4,5 persen tentu berusaha mengajak koalisi dengan partai-partai yang lain, itu bagian dari upaya politik yang dilakukan parpol,” ujarnya.
“Ya, tentu. Termasuk juga PDIP. Kemudian di dalam berkoalisi itu ya memiliki tujuan-tujuan yang harus sama, ya,” sambung Mardiono.
Lebih lanjut, Mardiono mengaku dalam waktu dekat akan ada pertemuan antara PPP dengan PDIP. Namun, dia belum bisa memastikan kapan pertemuan tersebut dilakukan.
“Dan insya Allah dalam waktu dekat, PDIP dan PPP akan bersilaturahmi. Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen mungkin. Ya silaturahmi. Mungkin setelah tanggal 15 an baru akan minta waktu ke PDIP untuk berkunjung,” imbuhnya. (*/mdk/rnc)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com