Ba’a, RNC – Kepala UPTD Puskesmas Korbafo, Mat Y. Poy, bersama perawat piket dijadwalkan memberikan klarifikasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, Jumat (26/2/2021) hari ini. Ini terkait bayi yang tidak mendapat penanganan oleh tenaga medis di Puskesmas Korbafo.
Kepada RakyatNTT.com, Mat mengaku telah dihubungi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao agar bersama petugas yang piket menghadap Dinas Kesehatan, Jumat (26/2/2021) pukul 11.00 Wita untuk menyampaikan klarifikasi, baik lisan maupun tertulis.
“Besok (hari ini, Red) menghadap kadis untuk klarifikasi. Minta tertulis jadi beta ketik dulu,” ujar Mat, Kamis malam tadi.
Menurut Mat, perawat yang bertugas sebagai piket saat kejadian hari Rabu (24/2/2021) tersebut, yakni dr. Siti Almunawar, Perawat (PNS) Selfina Huan dan Ros Sianturi sedangkan 1 orang Bidan PNS, Else Lenggu dan 1 tenaga magang yakni Jublina Mulik.
Lebih lanjut Mat menjelaskan, sesuai hasil sementara investigasinya, ada petugas piket yang pulang menyusui anak dan ada yang pulang untuk memberi obat bagi anaknya yang sedang sakit.
Selanjutnya dijelaskan, bidan atas nama Marselina Pah, tenaga medis yang ada saat pasien dibawa ke Puskesmas, bukan petugas piket. Ia kebetulan pulang dari berbelanja di kios dekat Puskesmas. Saat itu, ia mendegar ada seorang bapak yang sedang menelepon dengan nada keras terkesan marah-marah. Marselina kemudian berinisiatif untuk bertanya. Keluarga pasien tersebut mengatakan anaknya sedang sakit, namun tidak ada petugas. Marselina lalu masuk ke dalam gedung Puskesmas untuk mengecek petugas.
BACA JUGA: Prihatin, Bayi dalam Kondisi Kritis Telantar di Puskesmas hingga Meninggal
Saat ke dalam ternyata tidak ada petugas. Karena panik dengan keluarga pasien yang marah-marah, dia kemudian meminta keluarga untuk menunggu karena dia akan mencari petugas piket. “Dia juga takut dan panik karena dia tidak punya persiapan apa-apa, sehingga dia pergi cari petugas piket,” ujar Mat.
Setelah itu, lanjut Mat, Marselina kembali lagi dan bertemu seorang rekan bidan yang kebetulan baru selesai berbelanja. Keduanya lalu melihat keluarga yang masih marah-marah karena tidak ada petugas. Selanjutnya, keduanya masuk untuk bertemu keluarga pasien dengan maksud menolong pasien. Namun saat itu permintaan mereka ditolak oleh keluarga pasien dengan alasan sudah lama menunggu, tapi tidak ada petugas.
“Mereka sudah buka ruang UGD dan ajak sampai tiga kali, tapi keluarga tolak. Keluarga pasien tidak mau lagi, langsung bergerak dan jalan pulang,” kata Mat.
Saat itu, Marselina dan rekannya tidak sempat melihat lagi kondisi pasien apakah sudah meninggal atau belum karena keluarga langsung pulang.
Rekan Marselina, Yolan Beda yang sempat dikonfirmasi RakyatNTT.com, membenarkan dirinya bersama Marselina mendatangi Puskesmas malam itu. Bahkan sudah sempat membuka pintu UGD. Keduanya berusaha menahan keluarga pasien agar tidak membawa pulang pasien.
Yolan juga mengaku saat keluarga membuat video mereka sudah masuk ke halaman Puskesmas. Namun karena tidak mau ikut terekam, keduanya berjalan dari arah belakang keluarga pasien. Setelah keluarga mengambil video di dalam gedung Puskesmas, langsung keluar dan menuju mobil sambil menggendong bayi.
Menurut Mat, saat itu pasien diduga belum meninggal karena sekitar pukul 21.00 Wita, ada keluarga yang menghubungi dirinya menyampaikan kekecewaannya atas kejadian tersebut. Mat juga masih sempat meminta agar keluarga membawa kembali pasien ke Puskesmas untuk dirawat atau pihak Puskesmas yang datang menjemput pasien. Namun dari balik telepon itu, sumber yang menghubunginya mengatakan pasien sudah meninggal.
“Saat saya minta untuk kembali ke Puskesmas, dia bilang sudah karena setelah sampai di rumah pasiennya meninggal,” ujar Mat.
“Jadi bilang pasien meninggal di Puskesmas, kita tidak memastikan atau mau membenarkan diri karena dua orang teman juga tidak memastikan pasien sudah meninggal atau belum. Keluarga sudah bawa keluar dan saat masih di teras Puskesmas mereka masih sempat minta untuk dirawat, tapi keluarga sudah menggendong pasien untuk pulang dan tidak mau lagi dirawat,” tutup Mat. (rnc12)