Kupang, RNC – Sebanyak 9 kabupaten di Provinsi NTT akan melaksanakan Pilkada serentak 9 Desember 2020. Yakni, Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Barat, Manggarai Barat dan Manggarai. Dari 9 kabupaten tersebut, DPD PDI Perjuangan NTT sudah mengusulkan atau merekomendasikan empat pasangan bakal calon kepala daerah (Cakada) untuk maju dalam Pilkada di empat kabupaten.
BACA JUGA: Ikut Cegah Wabah Corona, Bagi Gratis 4.000 Masker
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP NTT, Chen Abubakar menjelaskan, sejak September 2019 lalu, DPD PDIP NTT melalui Bappilu sudah melakukan penjaringan bakal cakada di 9 kabupaten. Dalam proses penjaringan itu, para bakal calon baik yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar, semuanya disurvei.
“Memang kami agak berbeda. Di satu kabupaten, surveinya dua kali meski dalam survei kedua ada sedikit kendala karena harus disesuaikan dengan protokol covid-19,” ujarnya saat diwawancara RakyatNTT.com, Rabu (17/6/2020).
Chen menyebutkan, dari sembilan kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada di NTT, hanya satu kabupaten dimana PDIP bisa mengusung paslon tanpa harus berkoalisi karena sudah memenuhi syarat pencalonan (minimal 20 persen dari jumlah kursi di DPRD, red). Kabupaten dimaksud yakni Sabu Raijua. “Untuk Sabu Raijua, kita bisa usung calon sendiri. Tapi kita tetap membuka pintu koalisi dengan partai lain. Dan sejauh ini di Sabu Raijua belum ada paslon yang diusul karena syarat yang ditetapkan DPP cukup ketat,” terang dia.
Menurut Chen, dari sejumlah bakal cakada yang berproses di PDIP, beberapa diantaranya sudah diusulkan ke DPP. Pasangan bakal cakada yang diusulkan tersebut berasal dari empat kabupaten yakni Belu, TTU, Manggarai Barat dan Sumba Timur.
Untuk Belu, paslon yang diusul yakni Willybrodus Lay-J.T. Ose Luan (Sahabat Jilid II). Untuk TTU, paslon yang diusul yakni Frengky Saunoah-Amandus Nahas (Fresh). Sumba Timur, paslon yang diusul yakni Kristofel A. Praing-David Melo Wadu.
Sedangkan Manggarai Barat, paslon yang diusul yakni Maria Geong-Silverius Syukur. “Empat paslon ini sudah diusulkan ke DPP. Tinggal tunggu SK (Surat Keputusan, red),” tandasnya.
Disinggung soal kepastian partai koalisi untuk empat paslon yang sudah diusulkan di atas, Chen mengaku tidak pantas membeberkan hal itu karena hampir sebagian besar partai belum mengeluarkan SK untuk paslon. Yang pasti, komposisi empat paslon itu tidak akan berubah karena dari komunikasi yang dibangun dengan partai-partai lain, syarat minimal 20 persen untuk pencalonan sudah terpenuhi.
“Pastinya, syarat minimal yang ditentukan 20 persen itu kita dapat karena yang bangun komunikasi dengan partai lain bukan saja para calon. DPD dan Bappilu juga melakukan komunikasi. Tapi tidak pantas saya sampaikan partai-partai mana yang sudah pasti berkoalisi,” kata Chen.
“Jadi kami berani usung karena sesuai hasil komunikasi dengan partai lain. Tidak mungkin kita usung paslon yang tidak memenuhi syarat. Kita juga sudah estimasi koalisi parpol harus lebih dari 20 persen. Sehingga kalau ada perubahan di lapangan, misanya ada partai yang mundur, komposisi paket tetap tidak berubah,” sambung Chen.
BACA JUGA: PDIP NTT Distribusi Bantuan 9.000 Telur Ayam ke Daratan Timor
Sedangkan untuk lima kabupaten lainnya, Chen mengaku hingga kini pihaknya masih terus melakukan komunikasi dengan partai-partai lain. Dan dalam proses komunikasi tersebut, PDIP sangat realistis terkait calon yang akan diusung. “Kita memang prioritaskan kader, tapi kita juga harus realistis. Dan dalam penentuan calon, kita juga merujuk pada hasil survei,” katanya.
Di akhir wawancara dengannya, Chen mengatakan, sebelum tahapan Pilkada memasuki masa pendaftaran calon di KPU, DPP PDIP sudah memutuskan paslon yang diusung di semua daerah berdasarkan usulan dari DPD serta hasil komunikasi dengan partai koalisi. (rnc09)