Bajawa, RNC – Salah satu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Ngada, Karolina Lede yang membuat surat terbuka terkait persoalan yang dialaminya ditanggapi Dinas Sosial Kabupaten Ngada.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ngada, Yohanes Vianey Siwe saat dihubungi RakyatNTT.com, Selasa (23/2/2021) sore menjelaskan sebagai Kepala Dinas dirinya menegaskan bahwa tidak punya kewenangan untuk memecat pendamping PKH.
“Saya tidak punya kewenangan untuk memecatnya. Secara hirarkis mereka diangkat oleh menteri. Dan saya hanya melakukan tugas koordinasi kegiatan. Saya perlu tegaskan, kami sama sekali tidak mengeluarkan surat pemecatan, tetapi kami menyampaikan kepada provinsi dan pusat tentang apa yang terjadi di lapangan. Jika ada laporan masyarakat tentunya kami tidak bisa diam,” ungkapnya.
Terkait persoalan tersebut, Yohanes menjelaskan ia sudah pernah memanggil langsung Karolina untuk diselesaikan bersama. “Sama sekali saya tidak ada niat untuk mengancam yang bersangkutan secara langsung, dan saya tidak pernah lakukan itu. Setiap persoalan apapun pasti ada jalan keluar untuk diselesaikan bersama,” kata Yohanes.
Dijelaskan, persoalan Karolina dengan Koordinator Kabupaten (Korkab) Ngada itu mungkin ada persoalan lain. “Pernah saya mediasi keduanya untuk menyelesaikannya, tetapi keduanya tidak bisa dipertemukan,” tambah Yohanes.
BACA JUGA: Merasa Tidak Nyaman, Pendamping PKH di Ngada Ini Mengadu ke Bunda Risma
Ia pun menyampaikan hal ini ke pemerintah provinsi. “Kalau untuk dia (Karolina, Red), pertama, saya selaku pimpinan tidak melakukan pengancaman itu. Kedua, sebagai kepala dinas saya tidak bisa melaporkan berkaitan dengan persoalan privat. Tetapi yang kami laporkan itu hal-hal yang berkaitan persoalan di lapangan. Harus sesuai dengan pokok persoalannya apa,” ujar Yohanes.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sudah berupaya menghubungi Karolina, tapi nomornya tidak aktif. Yohanes juga menegaskan tidak ada niat sedikit pun untuk melapor ke menteri. “Sekali lagi tidak terpikirkan untuk memecat atau apapun. Itu bukan kewenangan saya. Karena sampai detik ini dia bekerja seperti biasa. Ketika buat surat panggilan pertama, kedua dan ketiga hanya datang satu kali saja. Padahal ada data-data yang harus perlu diperbaiki,” kata Yohanes.
Menurutnya, sebagai kepala dinas, ia berniat untuk menghadirkan Karolina dan Korkab untuk diselesaikan secara baik-baik. “Yang saya harapkan pendekatan dan komunikasi itu yang saya harapkan. Dengan sendiri setiap persoalan bisa diselesaikan. Ada ruangnya. Saya selalu utamakan hati. Itu poinnya. Pentingnya membangun komunikasi sehingga ada solusinya,” pungkas Yohanes. (rnc15)