SoE, RNC – Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada tahun ajaran 2021/2022, SMA Efata SoE melakukan evaluasi dan persiapan yang dikemas dalam kegiatan in house training (IHT). Kegiatan itu merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mendapatkan metode belajar yang efektif di masa pandemi Covid-19.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari terhitung 26-29 Juli 2021 itu membahas 3 dokumen penting. Yakni, penyusunan dokumen kurikulum SMA Efata SoE tahun pelajaran 2021/2022. Meski sudah ada kurikulum nasional, Kepala SMA Efata SoE, Rovis Selan menilai perlu ada penyesuaian dengan kondisi di sekolah.
Dokumen yang selanjutnya dibahas adalah silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan bagian paling penting yang harus disiapkan terutama pada masa pandemi ini.
“Kalau sebelumnya kita tidak memasukkan metode belajar dalam RPP maka tahun ini kita harus masukkan. Ini bagian dari pembenahan yang kita lakukan dalam pembelajaran,” kata Selan.
Diakuinya, selama pandemi covid-19 dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), pembelajaran tidak bisa berlangsung efektif. Akibatnya berbagai kendala menghantui pelaksanaan kegiatan belajar jarak jauh. Mulai dari ketiadaan fasilitas pendukung berupa handphone android, keterbatasan paket data hingga masalah jaringan yang masih dirasakan di beberapa wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Karena itu, sebelum melakukan pembelajaran di tahun ajaran baru ini, pihak sekolah perlu melakukan evaluasi terhadap berbagai persoalan yang terjadi selama pandemi ini. Lanjut Selan, dalam IHT ini pun akan dibahas metode apa yang tepat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.
Jika sebelumnya pihak sekolah memanfaatkan group WhatsApp untuk kegiatan belajar mengajar, maka tahun ini akan dibahas mengenai pemanfaatan google meet serta classroom yang tersedia gratis. Kendati demikian, hal itu perlu melewati tahapan pembahasan oleh semua dewan guru, sekaligus menyiapkan solusi bagi siswa yang tidak memiliki fasilitas pendukung.
“Tentunya tidak semua memilki fasilitas pendukung, namun kita harus berani menerapkan metode ini. Sekaligus kita akan berpikir solusi bagi mereka yang tidak bisa mengikuti pembelajaran online,” jelasnya.
Selama pandemi, ada pihak tertentu yang beranggapan SMA Efata SoE tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ditambah lagi dengan adanya anggapan segelintir siswa yang mengira bahwa pembelajaran dari rumah adalah waktu libur. Untuk menghindari anggapan itu, pihaknya akan menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas.
“Semua fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran tatap akan kita siapkan, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Minimal satu minggu satu kali,” ujar Selan.
Penerapan pembelajaran tatap muka terbatas itu akan dibagi dalam shift sesuai dengan aturan yang diberlakukan di kabupaten. Apabila aturan mengizinkan untuk 25 persen siswa belajar di sekolah, maka pihak sekolah akan mengikuti aturan tersebut sambil tetap memantau kondisi di lapangan.
“Kalau diizinkan 25 persen, kita izinkan 25 persen siswa belajar tatap muka terbatas. Sehingga kita sudah terbiasa dan ketika kondisi sudah semakin membaik dan diizinkan untuk ada peningkatan jumlah siswa kita langsung beradaptasi,” jelasnya.
Selain membenahi pelaksanaan kegiatan belajar, Selan menjelaskan, dalam IHT itu pun ada materi terkait persiapan pelaksanaan akreditasi. Sebab ada beberapa perubahan dalam pelaksanaan akreditasi nanti, sehingga jauh-jauh hari sekolah sudah harus mempersiapkan semua.
“Kita reakreditasi nanti pada tahun 2024, namun kita harus siapkan semua dari sekarang, sehingga hari H nanti kita tidak kalang kabut,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Abiatar O. Kune selaku Ketua Panitia IHT. Menurutnya, dokumen seperti RPP dan silabus menjadi bukti pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dokumen-dokumen tersebut akan digunakan saat akreditasi nanti.
Lanjutnya, hal lain yang dilakukan dalam IHT adalah penyegaran bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penyegaran tersebut berupa motivasi bagi guru sehingga mereka tetap semangat menjalankan tugas, meski dalam kondisi pandemi covid-19.
“Penyegaran ini perlu kita lakukan, sehingga nanti saat guru menjalankan tugasnya, guru tidak merasa jenuh, namun memiliki segudang semangat untuk mencapai pembelajaran yang efektif,” ujar Kune.
Selain itu, pihak sekolah pun memberikan training tentang penggunaan beberapa aplikasi seperti classroom, google meet yang akan sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar nanti. (rnc21)