oleh

Kebutuhan Air 812 Liter Per Detik, Sekarang Terpenuhi 46 Persen

Kupang, RNC – Kota Kupang masih bergelut dengan persoalan air bersih. Ini seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu besar beberapa tahun terakhir. Saat ini tercatat jumlah penduduk mencapai 423.900 jiwa. Dengan kebutuhan air mencapai 25.637.472 m3 atau setara 812,96 liter per detik. Namun, saat ini PDAM baru sanggup memproduksi 377 liter per detik atau 46 persen.

Plt. Direktur PDAM Kota Kupang, Marius R. Seran dalam Seminar dan Lokakarya bertema “Menemukan Solusi Air Bersih Kota Kupang”, Selasa (20/8/2019) di Neo Hotel, menjelaskan khusus PDAM Kota Kupang saat ini memproduksi 71,6 liter per detik. Selanjutnya, BLUD SPAM Provinsi NTT yang mengelola Bendungan Tilong memproduksi 75 liter per detik. Sementara PDAM Kabupaten Kupang memproduksi 230 liter per detik. “Jadi kita masih kekurangan 436 liter per detik,” kata Marius.

Lebih lanjut, kata dia, beberapa potensi sumber air Kota Kupang yang belum dieksploitasi sementara dilakukan observaasi. Sumber-sumber air tersebut di antaranya mata air Sagu dengan kapasitas 50 liter per detik, idle kali Dendeng 100 liter per detik, idle Kolhua 10 liter per detik, mata air Gua Oesapa 10 liter per detik dan air curah BLUD SPAM NTT 75 liter per detik.

Selanjutnya Kalin Liliba bisa menyuplai 50 liter per detik dan Bendungan Kolhua mencapai 200 liter per detik. “Tanpa Bendungan Kolhua kita masih kekurangan 141,36 liter per detik. Kalau ada Bendungan Kolhua maka kelebihan 8,64 liter per detik,” jelas Romi-sapaan karib Plt. Direktur PDAM Kota Kupang. Saat ini, kata Romi, total debit air yang bisa dieksploitasi mencapai 671,6 liter per detik. Namun jika Bendungan Kolhua dibangun maka total debit yang bisa dieksploitasi mencapai 821,6 liter per detik.

Baca Juga:  Pj. Wali Kota Minta Pertahankan Predikat Kota Toleran

Sementara itu, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT, Andre Koreh dalam materinya tentang Perspektif dan Analisa Solusi Persoalan Air Minum di Kota Kupang, menjelaskan berdasarkan data BPS, kebutuhan air baku di Kota Kupang sebesar 18.318.480 meter kubik per detik. Dengan ketersediaan 145,6 liter per detik.

Saat ini layanan air bersih perpipaan baru mencapai 59 persen dari target 79 persen. Sementara target SDG’s pada tahun 2030 adalah 100 persen. “Jadi saat ini kita masih minus 41 persen. Kondisi idealnya adalah semua penduduk terlayani dengan air mengalir 24 jam per hari dan tujuh hari per minggu,” ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan studi Ditjen Cipta Karya Kementerian PU kebutuhan air bersih 121 liter per detik per hari dan kebutuhan minimum 70 liter per detik per hari. Kondisi di Kota Kupang saat ini dengan jumlah penduduk hampir mencapai 500 ribu jiwa mestinya terdapat 100 ribuan sambungan rumah (SR). Faktanya baru 41 persen atau baru 41 ribuan yang tersambung. “Artinya tahun 2019 harus menambah 20 ribu sambungan,” kata Andre.

Ia juga menjelaskan permasalahan yang tengah dihadapi Kota Kupang saat ini, yakni ketersediaan air baku yang terbatas. Selain itu, kualitas air mesti perlu dijaga, termasuk sistem jaringan dan tata kelola yang perlu dibenahi serta masih tingginya tingkat kebocoran air. “Masalah kedua adalah kelembagaan. Ada dua lembaga pengelola air bersih di Kota Kupang yakni PDAM Tirta Lontar yang dikelola Pemkab Kupang dan Tirta Bening Lontar yang dikelola Pemkot Kupang,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Andre, permasalahan kelembagaan ini perlu diselesaikan, yakni menghilangkan dualisme pengelolaan air minum. Menurutnya, aspek yang melatarbelakangi perbedaan kedua pemerintahan yakni aspek ekonomi atau terkait PAD. Selain itu ada aspek politik, pertimbangan sosial, dan masalah administrasi.

Baca Juga:  Dua Incumbent DPRD NTT Dapil 1 Gagal Pertahankan Kursi

Andre pun menyarankan agar Pemprov NTT dan pemerintah pusat perlu memfasilitasi kedua pemerintahan agar kembali berunding. Pasalnya, untuk menyelesaikan masalah ini, maka air bersih harus dikelola oleh operator tunggal. “Pemkab Kupang dan PDAM Kabupaten Kupang perlu mengantisipasi rencana penyerahan pengelolaan air baku dari Bendungan Raknamo,” ujarnya.

Selain itu, perlu segera dilakukan konservasi lahan-lahan dan huta terutama di daerah hulu untuk melindungi sumber-sumber air baku yang ada. Termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar efektif dalam mengonsumsi air.

Pemateri lainnya Erasmus Jogo dari BLUD SPAM Provinsi NTT mengatakan kebutuhan ideal air bersih setiap jiwa adalah 100 liter per hari. Jumlah penduduk Kota Kupang sesuai data BPS tahun 2018 sebanyak 412.708 jiwa, maka total kebutuhan air adalah 1.238.124 meter kubik per bulan. Atau kapasitas debit yang dibutuhkan adalah 477,67 liter per detik.

Saat ini, kaat Erasmus, BLUD SPAM yang mengelola sumber air Tilong-Tulun mampu memproduksi 150 liter per detik atau 311.040 m3/bulan. Oleh karena itu, Tilong-Tulun hanya bisa memenuhi 31,47 persen kebutuhan air penduduk Kota Kupang atau setara 103.680 jiwa. “Itu berkisar 17.280 sambungan rumah,” ujarnya.

Ia menambahkan, BLUD SPAM juga melakukan optimalisasi 150 liter per detik. Dan berdasarkan data idle capacity sebesar 213.157 m3/bulan atau 68,53 persen. Oleh karena itu, jumlah jiwa yang masih dapat dilayani SPAM Tilong-Tulun sebanyak 71.052 jiwa atau sekitar 11.842 sambungan baru.

Seminar dan lokakarya yang digelar PDAM Kota Kupang ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Ayo Berubah dalam rangka dua tahun kepemimpinan Wali Kota Kupang Dr. Jefri Riwu Kore dan Wakil Wali Kota Kupang dr. Hermanus Man. Seminar ini menghadirkan delapan narasumber, termasuk Wakil Wali Kota Kupang. Seminar dan lokakarya dimoderatori Winston Neil Rondo, anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT. Seminar dihadiri oleh berbagai instansi, organisasi kemasyarakatan, organisasi mahasiswa, LSM, tokoh agama dan tokoh masyarakat. (*/rnc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *