Kupang, RNC – Kaum milenial di wilayah Nusa Tenggara Timur harus tumbuh dengan kreatiftas yang handal untuk mengisi tahun 2021 dengan mengidupkan ekonomi daerah. Hal ini terungkap saat diskusi online yang digelar Rumah Milenial Indonesia Wilayah NTT, Sabtu (2/1/2020).
Diskusi tersebut diikuti secara virtual oleh 50 peserta dari berbagai daerah di NTT. Acara ini diisi dengan materi dari Pendiri Rumah Milenial Indonesia, Sahat M. P. Sinurat, aktivis dan pengusaha muda Aulora Modok, pengusaha muda Stefanie Loemau, dan aktivis lintas agama Ningsih Bunga serta Direktur Rumah Millenial Indonesia Wilayah NTT, Christo Kolimo.
Dalam sambutannya, Direktur Rumah Millenial Indonesia Wilayah NTT, Christo Kolimo menyampaikan, kaum milenial harus bangga, karena hidup di tengah modernisasi era digital. Oleh karena itu, penting sekali menumbuhkan jati diri dengan mengandalkan berbagai kemudahan yang ada lewat akses internet di platform yang dimiliki.
Menurutnya, masa muda yang saat ini dirasakan tak bisa dijalankan demi kesenangan semata, namun harus memiliki tujuan menyukseskan masa depan. Akses internet yang harus mampu digunakan demi menggapai cita-cita yang mengharumkan nama bangsa.
BACA JUGA: Dukung Pariwisata, Polda NTT Bakal Siapkan Keamanan Bertaraf Internasional
“Kita berada dalam dunia digital dan semua orang menikmatinya. Ditambah lagi dengan pandemi membuat semua orang harus beradaptasi. Masa muda itu untuk senang-senang saya pikir kurang pas yah karena akan rugi sekali jika kita tidak memanfaatkan masa muda untuk berkiprah,” ucapnya.
Sementara itu, dalam materinya, Pendiri Rumah Milenial Indonesia, Sahat M. P. Sinurat mengatakan, sebagai anak muda milenial harus memiliki tujuan bahwa di tahun 2021 kompetensi yang harus disiapkan para pemuda milenial wajib membangun relasi atau jaringan guna mewujudkan tujuan.
Ia menambahkan, saat ini motivasi yang harus digerakkan anak muda adalah keluar dari zona NTT termiskin dan tertinggal, bahkan dari sektor pertanian pun masih sekitar 1,5 juta lahan yang tidur atau belum disentuh.
Pada kesempatan itu, Aulora Modok mengatakan aktivitas anak muda di NTT belum memiliki wadah yang memberikan kebebasan. Oleh karena itu perlu adanya komunitas yang bisa membangkitkan pergerakan kaum muda agar bisa memberikan kontribusi dalam mengubah NTT.
“Anak muda millenial harus mencari kawan yang satu visi dan visi, dan harus bisa mampu menjadi pelopor perubahan. Di daerah NTT banyak sekali SDM dan SDA tetapi belum ada komunitas untuk menampung dan belum ada kerja sama yang baik,” ungkapnya.
Selain itu, ajakan kepada pemuda NTT pun disampaikan oleh Stefanie Loemau bahwa pemuda milenial harus mamapu menangkap peluang usaha yang ada, serta mampu mengajak warga sekitar untuk berdaya dengan potensi alam yang ada. “Untuk itu yang menjadi kuncinya adalah jangan pernah ragu untuk memulai sesuatu usaha yang mana memulai dari diri sendiri,” pungkasnya.
(rnc04)