Potensi Banyak (Katanya), tapi NTT Miskin, Salahnya di Mana?

Kota Kupangdibaca 579 kali

Kupang, RNC – Tidak dipungkiri, potensi sumber daya alam NTT, sangatlah banyak. Sayangnya, belum dikelola secara optimal demi kesejahteraan masyarakat. Lalu, salahnya di mana? Pertanyaan itu dilecutkan wartawan senior di Kupang, Benediktus Jahang, dalam sesi tanya – jawab dengan CEO GMT Institute, Fransiscus Go, Sabtu (18/11/2023), di Hotel Sasando, usai pengumuman Lomba Esay Jurnalistik yang dihelat GMT Institute. Menurut wartawan Antara itu, dirinya tak habis pikir, stigma NTT provinsi ketiga termiskin di Indonesia, telah puluhan tahun melekat sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).

Karena stigma tersebut dirasa “mengganggu”, ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi NTT itu lalu berniat mereduksi sejumlah pernyataan tokoh NTT, terkait potensi yang katanya banyak tapi tidak mensejahterakan masyarakat, untuk diseminarkan tepat di hari ulang tahun NTT, pada bulan Desember mendatang. “Kita selalu mendengar, potensi yang dimiliki NTT sangat banyak. Tapi faktanya, NTT tetap miskin. Salahnya dimana? Sebagai salah seorang bakal calon gubernur NTT, kira – kira bapak Fransiscus Go bisa menjelaskan apa dan dimana masalahnya?” ujar Benny, begitu panggilannya.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Fransiscus Go menjawab diplomatis. Menurutnya, membangun NTT tidak perlu menjadi seorang gubernur. “Mari kita membangun daerah ini dengan talenta masing – masing, sesuai berkat yang diberikan Tuhan. Biar tetap di luar pemerintahan, kita bisa memberikan yang terbaik terbaik buat NTT. Posisi NTT sebagai provinsi termiskin ketiga di Indonesia, itu karena BPS melakukan perengkingan, sehingga posisi NTT terpuruk. Tapi jujur saya mau katakan, memang NTT memiliki sejumlah potensi, yang jika dikelola secara baik, maka bisa memberikan efek positif kepada masyarakat,” ungkap Fransiscus Go.

Dikatakannya, melihat kondisi pendapatan asli daerah (PAD) NTT yang masih rendah, tidak bisa diharapkan pemerintah mampu mengelola potensi – potensi yang ada tersebut. “Dibutuhkan keterlibatan swasta atau menggandeng investor. Pemerintah NTT harus menciptakan iklim investasi yang kondusif, supaya investor mau berinvestasi di wilayah NTT. Masalah status hukum hak ulayat atas tanah – tanah di NTT, itu yang membuat keengganan investor menanamkan modalnya. Pemerintah NTT harus memberi jaminan, agar pengelolaan atau penanaman modal bisa masuk ke NTT. Muaranya tentu akan mendorong percepatan ekonomi di daerah ini. Kebijakan yang pro ekonomi masyarakat kecil, pemanfaatan tenaga kerja lokal, sangat penting dilakukan. Potensi pariwisata NTT sangat menjanjikan. Begitupun di sektor kelautan dan perikanan,” sebut Fransiscus Go. (robert kadang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *