oleh

Ada 3 Pilkada di NTT yang Berpeluang Menuju MK, Ini Datanya

Kupang, RNC – Peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 yang tidak puas dengan perolehan hasil suara bisa mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan perolehan suara telah diatur.

“Diatur Peraturan MK (PMK) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota,” kata juru bicara MK Fajar Laksono, Selasa (15/12/2020) seperti dikutip dari Medcom.id.

Aturan permohonan selisih suara terdapat pada lampiran V PMK Nomor 6 Tahun 2020:

1. Provinsi dengan jumlah penduduk maksimal 2 juta jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dapat dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak 2 persen. Persentase dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir.

2. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta hingga 6 juta jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak 1,5 persen dari total suara sah.

3. Provinsi dengan jumlah penduduk 6 juta hingga 12 juta jiwa bisa mengajukan gugatan bila perolehan suara dengan selisih 1 persen dari total suara sah.

4. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12 juta jiwa, permohonan sengketa dibolehkan jika ada selisih paling banyak 0,5 persen dari total suara sah.

BACA JUGA: Pilkada 9 Kabupaten di NTT, Semua Incumbent Gagal Total

Aturan selisih hasil suara dalam pemilihan bupati atau wali kota:

1. Kabupaten atau kota dengan jumlah penduduk kurang dari 250 ribu jiwa, pengajuan perselisihan hasil suara paling banyak 2 persen dari total suara sah.

2. Kabupaten atau kota dengan jumlah penduduk 250 ribu hingga 500 ribu jiwa bisa diajukan jika ada selisih perbedaan total suara sah sebanyak 1,5 persen.

3. Kabupaten atau kota dengan jumlah penduduk 500 ribu hingga 1 juta jiwa bisa mengajukan sengketa jika terdapat selisih perolehan suara 1 persen.

4. Kabupaten atau kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa bisa mengajukan sengketa bila ada selisih suara 0,5 persen.

Fajar menegaskan MK tidak menerima permohonan gugatan bila tak sesuai dengan ketentuan. Permohonan gugatan sengketa selisih suara pemilihan bupati atau wali kota mulai 13 Desember 2020 hingga 5 Januari 2021. Kemudian, 16 Desember 2020 hingga 6 Januari 2021 untuk pemilihan gubernur.

Penetapan jadwal permohonan sengketa berdasarkan PMK Nomor 7 Tahun 2020 tentang Tahapan, Kegiatan, dan Jadwal Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

Bagaimana dengan NTT? Berikut data jumlah penduduk dan selisih suara 2 paslon peraih suara terbanyak:

1. Kabupaten Belu
Jumlah penduduk: 216.783 (BPS 2018)
Selisih suara: 247 (0,4%) (Hasil pleno PPK)

2. Kabupaten Malaka
Jumlah penduduk: 186.312 (BPS 2017)
Selisih suara: 984 (0,9%) (Hasil pleno PPK)

3. Kabupaten TTU
Jumlah penduduk: 249.711 (BPS 2017)
Selisih suara: 4.968 (3,8%) (Real count KPU)

4. Kabupaten Sabu Raijua
Jumlah penduduk: 91.512 (BPS 2017)
Selisih suara: 8.067 (18,2%) (Real count KPU)

5. Kabupaten Sumba Timur
Jumlah penduduk: 252.704 (BPS 2017)
Selisih suara: 20.103 (14,4%) (Real count KPU)

6. Kabupaten Sumba Barat
Jumlah penduduk: 125.776 (BPS 2017)
Selisih suara: 63 (0,1%) (Hasil pleno PPK)

7. Kabupaten Manggarai Barat
Jumlah penduduk: 263.207 (BPS 2017)
Selisih suara: 3.598 (2,6%) (Real count KPU)

8. Kabupaten Manggarai
Jumlah penduduk: 329.198 (BPS 2017)
Selisih suara: 36.485 (21,4%) (Real count KPU)

9. Kabupaten Ngada
Jumlah penduduk: 159.081 (BPS 2017)
Selisih suara: 7.168 (8,3%) (Real count KPU

(rnc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *