Kupang, RNC – Lembaga swadaya masyarakat (LSM) CARE dan CIS Timor mengemukakan data terkait meningkatnya jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan saat zoom meeting yang dilaksanakan Senin (19/10/2020) dipandu Koordinator Progran CIS Timor, Roswita Djaro. Pada kesempatan itu, disebutkan beberapa alasan meningkatkan angka kekerasan dalam rumah tangga, khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya adalah banyak keluarga yang kehilangan pekerjaan.
Dengan kehilangan pekerjaan, maka sumber pendapatan selama ini hilang sehingga memberikan tekanan baru, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan oleh berbagai pihak.
Dalam webinar yang diikuti 51 peserta ini, Roswita mengatakan untuk menjawab tantangan ini, CARE dan CIS Timor telah melaksanakan serangkaian kegiatan seperti mengembangkan modul pelatihan, materi edukasi, peningkatan kapasitas, pencatatan dan pendokumentasian kasus di tingkat akar rumput.
BACA JUGA: Mahasiswa Tani Oesapa Sukses Ubah Lahan Sampah jadi Lahan Sayuran
Terkait data kekerasan dalam rumah tangga, Roswita menyebutkan, data-data ini merupakan laporan yang disampaikan untuk beberapa lembaga, seperti LBH Apik-NTT dan Rumah Harapan GMIT Kupang yang berada di Kota Kupang dan Yayasan Sanggar Suara Perempuan yang berada di Kota SoE, Kabupaten TTS. Sesuai data yang ada, sebelum pandemi Covid-19, yakni Agustus 2019 sampai Februari 2020 total ada 156 kasus.
Dijelaskan, jumlah kasus bisa lebih tinggi dari jumlah ini. Pasalnya, ada kasus-kasus yang dianggap masalah privat sehingga tidak perlu diketahui publik karena bisa menimbulkan rasa malu bagi korban dan keluarganya. Akibatnya, banyak kasus yang didiamkan atau ada yang sudah dilaporkan namun kemudian didiamkan dan tidak ditindaklanjuti dengan beragam alasan.
(*/rnc)
Komentar