Ende, RNC – African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular. Virus ini menimbulkan perdarahan pada organ internal. Angka kematian pada ternak babi sangat tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander, Senin (1/3/2021) menjelaskan tingkat kematian ternak babi dikarenakan ASF di Kabupaten Ende sempat menurun pada November 2020, namun kembali melonjak di akhir Januari 2021.
Ia menyebutkan, total kematian sebanyak 647 ekor. Bahkan pada Februari ini bertambah menjadi 1.428 ekor. Staf medis telah dikerahkan ke titik-titik rawan yang mengalami kelonjakan tersebut, seperti Kecamatan Wewaria dan Kecamatan Maukaro.
BACA JUGA: Ribuan Ekor Babi di Nagekeo Mati akibat Virus ASF
Namun ASF telah menyebar di kecamatan lainnya seperti Kotabaru, Maurole, Detusoko, Kelimutu, Ndona Timur, Ende, Nangapanda dan Wolowaru. Untuk mengatasi masalah ini, lanjut Marianus, perlu terapkan tiga hal yaitu komunikasi, investigasi dan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan menerapkan bio security. Adapun yang dimaksud dengan bio security adalah kegiatan yang bertujuan untuk melindungi ternak dari bahaya serangan penyakit atau pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dengan mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular.
Selain itu, mencegah penyebaran penyakit. Hal ini dapat dipraktikkan dengan memelihara ternak di kandang. Babi yang sudah mati tidak dibuang sembarangan dan taat protokol pemeliharaan babi.
Di lapangan, masyarakat masih sulit untuk mengikuti teknis pemeliharaan tersebut. “Ini sangat disayangkan, karena penularan rentan terjadi karena sentuhan. Karena itu para peternak babi sebaiknya menjaga ketahanan tubuh babi dengan vitamin dan taat protokol pemeliharaan, saya yakin ASF ini bisa diatasi,” ujarnya. (rnc16)