oleh

Ke Lampung, Pj. Gubernur NTT Ajak PT Great Giant Pineapple Investasi di NTT

Kupang, RNC – Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, SH, MDC, berkunjung ke PT. Great Giant Pineapple (GPP) yang berada di Provinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Senin (26/2/2024). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau lahan perkebunan serta melihat langsung pabrik proses produksi buah nanas mulai dari tahap awal hingga pengemasan (pengalengan) serta jus nanas olahan sebagai produk utama PT. Great Giant Pineapple. Pj Gubernur NTT mengajak pimpinan PT. GPP untuk berinvestasi serta ikut mengembangkan potensi atau komoditas buah di Provinsi NTT.

Untuk diketahui, PT. Great Giant Pineapple (PT GGP) merupakan sebuah perusahaan agrobisnis industri terintergrasi yang bergerak dalam bidang perkebunan. PT GPP menempati lahan seluas 32.000 Ha dengan dominan pada tanaman nanas. Ada sebagian lahan untuk pisang, jambu biji dan pepaya. Dari luas lahan tersebut, kemampuan produksi (panen) rata-rata mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 27 ribu tenaga kerja, memproduksi buah kaleng dan juga jus dengan produk dari nanas, jambu, pisang serta beberapa buah lainnya. Kini hasil produksinya sudah ekspor ke 65 negara di seluruh dunia.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur berdiskusi dengan Director of Corporate Affairs PT Great Giant Pineapple, Welly Soegiono terkait rencana pengembangan komoditas buah di Provinsi NTT. “Maksud dari kedatangan kita di sini adalah untuk melihat langsung pengembangan dan proses produksi komoditi buah seperti nanas, pisang dan jambu hingga pengolahannya. Di Provinsi NTT, ada banyak sekali potensi komoditi di bidang pertanian dan perkebunan, namun belum dikerjakan dengan maksimal,” kata Ayodhia Kalake.

“Terima kasih sudah menerima kedatangan kami. Tadi kami sudah meninjau mulai pabrik pengolahan nanas, dan lahan perkebunan nanas jambu hingga lokasi peternakan sapi. Ini saya harapkan bisa diterapkan di NTT. Oleh sebab itu kami turut mengundang PT GPP untuk berinvestasi di NTT. Nanti bisa berkoordinasi dengan baik bersama kami,” lanjut Ayodhia. “Di NTT ada beberapa produk unggulan, diantarnya pisang, pepaya, manggis, mangga, nangka, alpukat, nanas dan jambu biji. Buah pisang menjadi produksi terbesar, mencapai hampir 230.000 ton per tahun,” jelas Ayodhia.

Baca Juga:  Evaluasi LPPD, Pemkot Kupang Raih Status Berkinerja Sedang, Lebih Tinggi dari Pemprov NTT

Ia mengatakan, secara geografis Wilayah NTT sangat dekat ke Timor Leste dan Australia, sehingga bisa menambah nilai market baik dari produksi pengolahan buah ataupun market untuk ternak sapi. Welly Soegiono memberikan apresiasi atas kunjungan Pj Gubernur NTT, dan merespon baik untuk rencana investasi di NTT. “Terima kasih atas kunjungan Bapak Penjabat Gubernur NTT. Ini sangat baik, sehingga bisa mengenal dan melihat langsung PT Great Giant Pineapple dan apresiasi juga sudah mengudang kami untuk berinvestasi di Provinsi NTT,” ujar Welly.

“Ini tawaran investasi yang sangat baik, karena selain saat ini sudah ada di Lampung dalam hal ini di bagian barat Indonesia, sebaiknya kita juga bisa kembangkan di Indonesia bagian timur. Untuk nantinya bisa dukung suplai produksi ke Jepang dan Cina,” katanya. “Namun sebelum kami memastikan untuk invest di NTT terkait komoditi pisang, saya minta dibantu untuk titik lokasi yang tepat serta titik koordinatnya. Nanti kita buatkan desk study selanjutnya disampaikan kepada Bapak Penjabat Gubernur NTT. Beberapa hal lain yang patut diperhatikan adalah idealnya kita kembangkan 1 hamparan dengan luasan lahan 5000 Ha. Tapi kalau 1000 Ha secara terpisah dan berdekatan itu bisa juga. Lahannya juga tidak bisa yang berbukit-bukit atau curam. Harus yang datar atau yang landai dengan kemiringan maksimal 80%. Kita juga harapkan agar keterlibatan petani lokal setempat menjadi salah satu prioritas.” jelas Welly.

Ia juga menegaskan pentingnya akses transportasi yang baik. “Akses jalan ini sangat penting agar kondisi buah ataupun yang sudah meenjadi hasil olahan tetap terjaga. Ini sangat penting karena produksinya harus tetap dalam kondisi bagus dengan baik sampai ke konsumen,” tegasnya. “Selain itu, kami dari sisi bisnis produksi ini sangat mengharapkan Pemerintah membangun pelabuhan yang modern sesuai standar perdagangan. Karena 95% bisnis perdagangan dunia adalah dari jalur laut. Dengan adanya pelabuhan yang baik di NTT saya kira itu akan sangat membantu pemasaran atau market kami melalui wilayah Indonesia timur ke luar negeri.” tambahnya. Demikian Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT. (*/rnc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *