Kupang, RNC – Rencana pembangunan Bendungan Kolhua hingga saat ini terkatung-katung. Ini akibat masih ada penolakan dari sejumlah warga Kolhua. Padahal, pemerintah pusat sudah menyiapkan anggaran Rp 550 miliar.
Bendungan Kolhua menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Kupang. Pasalnya, bendungan ini bisa menyuplai 150 liter per detik. Dengan demikian, sangat membantu pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Kupang, yang totalnya mencapai 812 liter per detik.
Terkait ini, Wakil Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kota Kupang, Drs. Daniel Adoe, Kamis (12/9/2019) di kediamannya, menjelaskan bendungan Kolhua menjadi alternatif utama karena menyumbang debit yang sangat besar. “Hanya saja masih kendala lahan,” ujar Daniel Adoe.
Apalagi, selain Bendungan Kolhua, pemerintah pusat juga berencana membangun Bendungan Manikin. Menurut Daniel, jika dua bendugan ini selesai dibangun, Kota Kupang tidak lagi kekurangan air bersih.
Daniel Adoe juga menjelaskan mantan Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay pernah bersama dirinya berbincang terkait pembangunan Bendungan Kolhua. Ada respon positif karena Esthon sendiri siap mendukung. Bahkan setuju apabila dibangun bendungan. “Beliau punya tanah enam hektar yang sudah sertifikat dan beliau siap serahkan untuk pembangunan bendungan Kolhua,” ungkap Wali Kota Kupang Periode 2007-2012 ini.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Kolhua dapat terealisasi jika ada dukungan dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang juga tokoh suku Helong. “Pembangunan Kolhua jadi atau tidak, tergantung dua orang sesepuh yaitu Pak Viktor Laiskodat dan Pak Esthon Foenay, karena mereka ini sesepuh suku Helong. Kalau mereka sudah setuju semua pasti jadi. Kalau Pak Esthon kan sudah kasih dukungan, tinggal Pak Viktor Laiskodat saja,” kata Daniel.
Oleh karena itu, menurut Daniel, pembangunan Bendungan Manikin yang berkapasitas kurang lebih 150 liter per detik ditambah Bendungan Kolhua yang juga memiliki debit 150 liter per detik, sudah bisa membantu pemenuhan air bersih di Kota Kupang.
“Harapan kita dua bendungan ini dapat direalisasi, sehingga bisa membantu Kota Kupang. Karena memang saat ini sulit dalam hal air baku. Kalau dua bendungan jadi maka sangat membantu,” kata mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini.
Sebelumnya diberitakan, beberapa alternatif dan langkah konkret Pemerintah Kota Kupang dalam memenuhi kebutuhan air bersih, yakni memaksimalkan sumber-sumber air yang ada. Beberapa sumber air dimaksimalkan, yakni Kali Dendeng, Air Sagu, Gua Oesapa, dan ditambah beberapa sumur bor. Namun, ini belum bisa menjawab 100 persen kebutuhan air masyarakat Kota Kupang. (rnc04)